ADVERTISEMENT

Kasun Sembunyi di Kolong Seusai Kepergok Suami WIL

Rabu, 25 November 2020 07:30 WIB

Share
Kasun Sembunyi di Kolong Seusai Kepergok Suami WIL

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

PEJABAT jaman now harus rajin blusukan, tapi bukan blusukan ke kamar bini orang macam Kasun Sukandar, 50. Nah, setelah kenyang mengencani Ny. Harti, 40, kepergok suami sang WIL. Tak ada waktu melarikan diri, Pak Kasun ngumpet di kolong ranjang sambil mandi keringat. Tentu saja tetap….oh oh ketahuan…..!

            Berkaca dari kiprah Jokowi sejak jadi Walikota Solo, kini banyak pejabat suka blusukan ke kampung-kampung untuk menyerap aspirasi rakyat sesungguhnya. Jika hanya terima laporan Kepala Dinas atau Camat, kebanyakan yang baik-baik saja karena sekedar Asal Bapak Senang (ABS). Celakanya, kiat blusukan itu kini banyak pula diaplikasikan dalam hal…..ndhemeni (kencani) bini orang!

            Contohnya Kasun Sukandar dari Kecamatan Gumuk Mas, Jember (Jatim) ini. Hampir tiap malam blusukan ke kampung-kampung, tapi ujung-ujungnya menggok ke kamar Ny. Harti yang ditinggal suaminya dinas malam. Setelah selesai ngetap olie dan sporing balansing, barulah Pak Kasun pulang sambil singsot-singsot penuh kebahagiaan, karena habis entuk-entukan.

            Di kampung-kampung jabatan Kasun masih sangat bergengsi, karena setingkat di bawah Kades. Kalau di Jakarta, mungkin setara RW. Bedanya, RW hanya dapat honor, sedangkan Kasun dapat sawah garapan yang disebut bengkok. Kenapa pula diistilahkan bengkok? Kemungkinan mengandung pesan, “Nih kamu sudah saya gaji dengan penghasilan sawah, jangan bertindak bengkok ya.”

            Kasun Sukandar rupanya tak sadar akan pesan moral semacam itu. Tahunya ketika tahu Ny. Harti bini Salamun, 43, sangat gersang alias seger merangsang, pikirannya langsung macem-macem. Biar usia sudah kepala empat, sepertinya masih STNK. Ibarat mobil, meski edisi tahun 2000-an tapi mesin masih halus, cat masih orisinil dan tangan pertama, maksudnya belum pernah pindah tangan dari Salamun suaminya.

            Sejak itulah Sukandar makin rajin blusukan ke kampung-kampung dalam rangka kontrol wilayah. Habis kontrol lapangan kemudian mampir ke rumah Ny. Harti, yang suaminya jadi Satpam, sehingga kerjanya malah malam hari. Awalnya sekedar menyapa belaka, tapi karena bini Salamun ini pembawaannya ramah, Pak Kasun jadi betah, apa lagi disambut dengan kata-kata, “Mangga pinarak rumiyin (silakan mampir dulu).”

            Dan Kasun Sukandar benar-benar mampir, ngobrol lama, apa lagi disuguhi kopi anget dan cemilan. Topiknya ada saja, dan Ny. Harti bisa mengimbangi pembicaraan. Dan sejak itu Sukandar semakin sering mampir ke rumah Ny. Harti. Awalnya di ruang tamu tapi kemudian masuk kamar. Tahu sendirilah apa yang dikerjakan, pastinya urusan 17 tahun ke atas.

            Sudah berapa kali ngamar dan dapat pelayanan purna ranjang, tak pernah ada catatannya. Yang jelas, karena selama ini aman-aman saja, keduanya jadi semakin berani. Baru saja Salamun berangkat, Pak Kasun sudah merapat dan masuk kamar, bleng…..! Sikapnya begitu santai, seperti terhadap istri sendiri atau suami sendiri. Tak pakai masker, tak pakai protokol kesehatan, tak pakai apa-apa jugalah.

            Tapi sial pada blusukan terakhir beberapa malam lalu. Baru saja Kasun Sukandar masuk dan baru pemanasan, eh…..Salamun balik kembali. Karenanya begitu tahu pintu depan dikunci, dia masuk lewat pintu belakang. Dan terlihatlah kemudian bagaimana Salamun menggumuli istrinya. Konyolnya, begitu Salamun berteriak, Pak Kasun bukan kabur tapi hanya ngumpet di kolong ranjang/

            Keringat nercucuran, napas macam lokomotip KA tahun 1960-an. Kontan Pak Kasun diseret keluar dan hampir dipermak warga. Untung Pak Kades segera datang dan persoalan diserahkan ke Polsek Kebomas. Lebih dari itu warga unjukrasa mendesak Kasun Sukandar agar segera dicopot dari jabatannya.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Trias Haprimita
Editor: Tri Broto
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT