Ini Strategi Pelaku Usaha Baja Ringan Agar Bertahan pada Masa Pandemi

Rabu 25 Nov 2020, 10:20 WIB
Direktur Marketing PT Alsun Suksesindo, Nicolas Kesuma. (toga)

Direktur Marketing PT Alsun Suksesindo, Nicolas Kesuma. (toga)

TANGERANG - Pandemi virus corona atau Covid-19 berdampak cukup besar pada sektor konstruksi, khususnya bidang properti. Tingginya biaya operasional tidak sebanding dengan pemasukan, hal tersebut membuat industri properti Indonesia mengalami penurunan cukup parah.

Memasuki masa new normal aktivitas ekonomi di beberapa sektor termasuk properti sudah kembali bergairah. Peran pemerintah secara langsung menjadi salah satu pemicu bangkitnya aktivitas bisnis properti Indonesia.

Direktur Marketing PT Alsun Suksesindo, Nicolas Kesuma mengatakan rangka atap baja ringan tidak hanya digunakan di segment residential saja, melainkan bangunan bangunan medis, hal ini adalah strategi yang mereka jalankan selama pandemi berlangsung. 

"Strategi mengatasi pandemi yang pertama adalah melihat dan menganalisa costing, jangan sampai ada costing yang berlebihan. Kemudian yang kedua karena pandemi cukup panjang sementara vaksin baru akan dijalankan akhir tahun, jadi 2021 itu kita mengharapkan rebound. Kemudian yang terakhir, adalah dengan melihat porsi pasar medical yang lebih besar," jelas Nicolas kepada poskota.co.id, Rabu (25/11/2020). 

Baca juga: Sambut Hari Merdeka RI, Industri Logam Ekspor 2.000 Ton Baja Aluminium

Nicolas menuturkan, saat ini atensi pemerintah lebih besar ke penanganan kesehatan seperti pembangunan tempat isolasi dan observasi pasien Covid-19.

Sehingga menurutnya segmen medical yang kini tengah tumbuh juga harus dilihat sebagai sebuah peluang baru. 

"Kami melihat pertumbuhan di sisi medical itu cukup tinggi.  Kita lihat Rumah Sakit Pulau Galang (RS Covid-19), RS Adam Malik itu pun menggunakan rangka atap baja ringan, jadi bagaimana strategi kita bisa melebarkan sayap ke segmen lain, dan tidak hanya menutup diri di properti saja," jelasnya. 

Baca juga: Kendati Bisnis Properti Tengah Lesu, Ternyata SMRA Masih Mampu Catat Pra Penjualan Rp 1,3 Triliun

Nico mengakui, beberapa divisi di perusahaannya selama pandemi memang mengalami penurunan, namun divisi medical terlihat melonjak tajam. Produk sandwich panel anti bacterial bahkan naik sampai 200 persen. 

"Kelebihan produk kami yang pertama lapisan sandwich panel atau baja ringannya itu sudah dilapisi coating anti bacterial. Jadi untuk virus Covid-19 pencegahannya itu jauh lebih minim.  Serta pembangunan ruang negative pressure atau ruang bertekanan negative adalah ruang dimana aerosol yang terbentuk pada saat tindakan pelayanan gigi akan diserap dan berganti dengan udara bersih," tutupnya. (toga/ys)

Berita Terkait
News Update