ADVERTISEMENT

Kencani Janda Bekas Istri Berakhir Digerebeg Warga

Selasa, 24 November 2020 07:30 WIB

Share
Kencani Janda Bekas Istri Berakhir Digerebeg Warga

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

MENYESAL Yunus, 43, menceraikan Faridah, 40. Sebab setelah menikah dengan perempuan lain, rumahtangganya justru kacau. Tapi mau balikan alias poligami merasa tak mampu, sehingga diam-diam “ngebon” sajalah dulu, sampai digerebek para bekas tetangganya dulu. Ini kejadian di Aceh, maka siap-siap saja dicambuk.

            Allah berfirman, yang kelihatan bagus di matamu belum tentu juga untukmu, sebaliknya yang jelek di matamu sesungguhnya sangat baik untukmu (Al Bakarah 216).

Banyak orang melupakan hal ini ketika sedang menggemari sesuatu, termasuk urusan wanita. Padahal jika ditempuh dan dipaksakan juga, justru akan merugikan. Dan penyesalan itu selalu ditaruh di belakang.

           Rumahtangga Yunus – Faridah sebetulnya sudah sangat berbahagia. Sama-sama jadi PNS di Dinas Kesehatan Kabupaten Langsa, sehingga penghasilan datang dari dua jurusan. Anak juga sudah punya. Kurang apa lagi? Pengin rumah, tinggal ambil kredit BTN, asal punya DP cukup. Atau mau yang DP-nya nol persen? Pindah ke Jakarta, tuh di Pondok Kelapa tinggal daftar.

           Tapi belakangan, Yunus bukan tertarik pada rumah BTN untuk keluarga berteduh. Justru dia tertarik rumah atau sangkar baru untuk “burung” miliknya, yang selama ini tak doyan belalang atau juwawut. Begitu kesengsem pada sangkar burung baru, dia jadi melupakan Faridah dan anak-anaknya.

           Sangkar burung yang bisa pakai jilbab itu namanya Maisaroh, 29, gadis cantik di kelasnya. Yunus kesengsem betul padanya. Kebetulan sononya juga memberi harapan, sehingga keduanya pun pacaran secara diam-diam. Dan ternyata Maisaroh tak mau jika hanya dipacari doang tanpa dinikahi. Karenanya, kalau memang mencintai dirinya, nikahilah segera. Dipoligami juga nggak masalah.

           Warga Baro ini segera minta izin prinsip ke istri, untuk bisa menikahi Maisaroh. Tapi Faridah menolak, bahkan mendingan dicerai saja ketimbang punya madu. Pokoknya yang namanya dimadu atau madu Banten abal-abal, semuanya menyakitkan. “Kalau sampeyan lebih berat sama gacoanmu, ya sanalah kawin. Aku jadi janda nggak papa,” kata istrri.

           Ternyata tantangan istri dilayani beneran. Yunus benar-benar tega pada keluarga. Faridah diceraikan, dan dengan modal surat cerai itulah dia kemudian menikahi Maisaroh gadis cantik yang rasanya pasti nendang habis. Segala komentar teman yang menyayangkan sikap Yunus, tak digubris. Yang penting dia sudah memperoleh sangkar baru. Maka diapun mendendangkan lagu lama May Sumarna, “Wahai kau burung dalam sangkar, sungguh  nasibmu mujur benar…..”

            Tapi kemujuran burung Yunus tidak lama, hanya sekitar 2-3 bulan sajalah. Bulan-bulan berikutnya, burung Yunus sudah mulai jenuh karena ternyata sangkar di rumah maupun yang di sini rasanya sama saja. Apa lagi ibarat mobil, bensin Maisaroh itu boros banget macam Toyota Hardtop 1:4. Mau diceraikan lagi, apa kata dunia! Jadi pengantin kok seperti Jepang menjajah Indonesia, hanya 3-4 bulan.

           Yunus kembali rindu pada bekas istrinya, rasanya ingin kembali saja pada istri pertama. Indonesia saja juga pernah kembali ke UUD 1945, karena DPR (konstituante) gagal menyusun UU baru. Setelah memperoleh pembenaran macam itu, mulailah dia mendekati bekas istri dengan alasan kangen pada anak-anak.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Trias Haprimita
Editor: Trias Haprimita
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT