ADVERTISEMENT

Ketika Gaji Suami Tak Cukup untuk Anggaran Bersolek

Minggu, 22 November 2020 07:30 WIB

Share
Ketika Gaji Suami Tak Cukup untuk Anggaran Bersolek

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ISTRI Endro (32), memang cantik. Tapi untuk memelihara kecantikannya, Tatik (30), harus selalu bersolek. Padahal gaji Endro tak cukup untuk memenuhi anggaran alat-alat kecantikan istri. Tatik pun kemudian punya PIL Darsono (40), yang mampu memanjakannya. Endro tersinggung sehingga pilih ceraikan Tatik yang makan hati.

            Penyanyi Mus Mulyadi pernah bilang, gadis yang cantik mahal ongkosnya. Itu memang benar adanya, sebab kecantikan membutuhkan perawatan. Apa lagi jika kecantikan itu banyak dempulan, anggaran mesti lebih mahal. Misalnya saja pindah jalur alis, meski tak perlu bayar ganti rugi, anggaran ke salon pesti mahal. Belum untuk pedicure dan mascara, tambah mandi susu. Kalau gaji suami kecil pastilah bakal mengalami defisit anggaran.

            Awalnya Endro bangga punya bini cantik sekelas Tatik. Selain menggairahkan di ranjang, jika jalan bareng istri juga menjadi pusat perhatian orang. Tapi dengan gaji Rp 10 juta sebulan di Surabaya, dia benar-benar kedodoran mengimbangi hobi bersolek istrinya. Lebih-lebih soal baju, meski baju di almari penuh, Tatik masih merasa tak punya baju. Tatik selalu menuntut penambahan anggaran, padahal penghasilan Endro cuma itu, tak ada obyekan lain.

            Endro pernah protes pada istri, nggak usah banyak bersoleklah, toh suami di rumah menerima apa adanya. Tapi Tatik tak mau, karena menjadi merasa kurang pede tampil di depan publik. Tatik keluar bersama ibu-ibu tanpa make up, apa kata dunia? Karena itulah, dia lebih mementingkan beli alat make up ketimbang beli beras untuk keluarga. Tatik memilih tetap luluran, meski perut keroncongan.

            Karena suami tak lagi bisa diharapkan, Tatik mencoba mencari pos-pos lain untuk bisa beli alat-alat make up. Kebetulan dia sedang dikejar-kejar duda Darsono tetangga kampung yang kelihatannya sangat bonavid. Maka diam-diam dia membuka hati pada si duda. Misalnya, diajak makan bareng tidak nolak, sampai kemudian tidur bareng.

            Dari aktivitasnya bersama Darsono, dia memang dimanjakan soal keuangan, sehingga bisa beli ini itu untuk keperluan macam-macam. Bahkan kalau mau, Darsono siap membelikan tas Hermes yang berharga ratusan juta itu. Tapi Tatik menolak. Di samping akan menimbulkan kecurigaan suami, juga nggak enak sama MUI yang telah menganjurkan boikot produk Prancis.

            Begitulah, Tatik sering begituan dengan Darsono sebagai barter antara nafsu dan alat-alat kosmetik. Tapi barang batil dalam soal yang nyempil-nyempil memang mudah ketahuan. Kelakuan buruk Tatik terdeteksi oleh salah seorang tetangga, ketika mereka keluar dari hotel di Surabaya dan masuk mobil. Lelaki itu adalah Darsono gebedan Tatik.

            Diam-diam sang informan memberitahukan pada Endro, tapi dia tak mau dijadikan narasumber, cukup disebut “sumber yang layak dipercaya” saja. “Mudah-mudahan mata saya yang salah, sebaiknya kamu klarifikasi saja istrimu. Tapi jangan sampai 9 jam, setengah jam saja cukup ya…...” Kata sang informan lagi.

            Gara-gara info tersebut, diam-diam Endro suka membuka-buka HP milik istri. Dan ternyata ditemukan chatingan-chatingan mesra antara Tatik dengan seorang lelaki bernama Darsono tersebut. Nah, bukti jejak digital tersebut langsung Endro mendonder bininya, tentang hubungannya dengan lelaki bernama Darsono itu.

            Awalnya Tatik berkelit, tapi ketika suami gebrak meja dan tunjukkan bukti-bukti chatingan mesum itu, terpaksa mengakuinya. Tapi ketika diancam akan diceraikan jika tak mau menyudahi kelakuan sundelnya, Tatik justru menantang. Gertakan itu tidak mempan, justru Tatik minta disegerakan saja perceraian itu, karena memang tak sanggup hidup meskin bersama Endro.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT