CINTA pertama yang putus haruskah jadi pelampiasan dendam? Bagi Wahyudi, 35, asal Sidoarjo (Jatim) ini, jawabnya: iya! Ketika ketemu Endah, 38, pada 16 tahun kemudian dan siap CLBK, masih juga dendam lamanya tak hilang. Habis kencan di hotel, saat Endah mandi difoto dan masuk WA. Sidoarjo pun gempar.
Seseorang ketika sedang jatuh cinta, biasanya mendadak jadi pemaaf. Seperti apapun kelakuan sang kekasih, dimaafkan dan dimaklumi saja. Dia tak mau mengecewakan si dia dengan resiko kabur meninggalkannnya. Orang yang sedang jatuh cinta memang selalu takut kehilangan si doi, karena si doi baginya di atas segalanya meski kadang di bawahnya juga!
Sekitar 17 tahun lalu Wahyudi warga Wedoro Sidoarjo ini pacaran dengan Endah, warga Waru. Dalam usia 19 tahunan kala itu, pekerjaan lulusan SMA itu belum jelas. Kalau ada usaha, paling-paling jualan minyak wangi dan kupluk di halaman mesjid setiap hari-hari Jumatan. Hasilnya lumayanlah jika sekedar untuk anggaran pacaran yang sifatnya masih penjajagan.
Beda dengan Endah yang kala itu sudah berusia 22 tahun. Maunya pacaran dengan Wahyudi ya serius beneran, bukan sekedar untuk penjajagan. Maka ketika ada cowok bonafid menaksir Endah, orangtuanya memerintahkan untuk memutus hubungannya dengan si penjual minyak wangi dan kupluk itu. “Ngapain kamu nunggu sesuatu yang nggak jelas, mending kawin dengan Tono yang sudah mapan pekerjaannya,” kata enyak dan babe.
Beruntung Endah belum pernah “dijajagi” beneran oleh Wahyudi, sehingga dia bisa memutus dan meninggalkan si doi tanpa beban. Dia menikah dengan Tono, tokoh pilihan orangtuanya. Tentu saja Wahyudi kecewa, ditinggalkan begitu saja hanya karena belum jelas pekerjaannya. “Adam Malik dulu masa mudanya juga jualan buku loak, Radius Prawiro malah tukang patri keliling,” gerutu Wahyudi cari pembenaran.
Dan Wahyudi yang basisnya hanya lulusan SMA, rejekinya memang tetap seret, tak pernah jadi Wapres seperti Adam Malik, atau Menko Ekuin macam Radius Prawiro. Ketika akhirnya menikah juga, istri hanya betah beberapa tahun lantatan hidup bersama Wahyudi hanya kebanyakan bonggol bukan benggol.
Setelah hidup menduda, sebetulnya Wahyudi ingin nikah kembali. Tapi cewek milenial mana mau lelaki hanya modal alat vital? Maka tak ada cewek yang mau dinikahi duda malang Wahyudi. Kalau duda model Pak Domo dulu, banyak cewek yang ngantri. Lha kalau Wahyudi apa yang jadi andelannya, wong pekerjaannya tetap nggak jelas alias serabutan belaka.
Dalam sebuah acara kondangan, eh……dia amprok dengan Endah yang telah meninggalkannya 16 tahun lalu. Jantungnya berdebar senut senut, begitu juga Endah. “Masih jualan minyak wangi dan kupluk Mas?” kata Endah tajam menukik, terasa makjleb di dada sang duda. Wahyudi pun menjawab diplomatis, “Sekarang aku di Pertamina kok, tapi bukan jadi komisaris macam Ahok.”
Sambil berbisik dia berterus terang, jualan bensin eceran! Endah tertawa begitu juga Wahyudi. Ah, gaya tertawa mantan doi masih seperti dulu, sensual sekali. Tambah sensual lagi ketika Endah bercerita terus terang bahwa rumahtangganya tak bahagia dan malah sedang mengurus perceraian. “Kalau begitu kita bisa berkoalisi menuju 2024 dong!” potong Wahyudi dengan mata berbinar-binar.
Masa-masa indah saat pacaran dulu berseliweran di mata. Untuk menebus rasa kangennya keduanya pun berkoalasi masuk ke sebuah hotel sekalian “eksekusi”. Bayangkan, 16 tahun tak ketemu, meski Wahyudi kini hanya jadi “generasi penerus” rasanya jan tanja tenan, kata orang Yogya.
Sayangnya, meski sudah “diservis” dendam batinnya masa lalu Wahyudi tak juga hilang. Saat Endah mandi, diam-diam simcard HP-nya diambil dan buat motret, kemudian dibalikkan kembali ke HP Endah. Calon janda yang tak tahu kejahatan mantan doi, tahu-tahu kaget foto bugilnya masuk WA bertolak dari HP miliknya. Dia malu sekali dan lapor polisi. Tak lama kemudian Wahyudi ditangkap, “Habis saya dendam dulu ditinggal nikah,” katanya pada polisi.
Payah lu ah, sudah diservis masih dendam juga. (BJ/Gunarso TS)