Memiliki kekuasaan tetapi tidak untuk diunggulkan. Sebaliknya, selalu bersikap sederhana, sebagaimana rakyat biasa.
Jika sudah merasa paling pintar, paling kuasa, paling baik, paling tajir, dan paling super lainnya yang mengunggulkan keakuan dan keangkuhannya. Padahal paling - paling bisanya kebablasan, salah arah, dan akhirnya berujung petaka.
Karenanya apa pun profesinya, setinggi apa pun kekuasaan yang melekat pada diri, sebaiknya tetaplah rendah hati dan membumi! Agar kelak selamat diri di kemudian hari.
Bukan sebaliknya! Karena merasa diri paling super dalam segalanya, lantas berbuat semena - mena, curang misalnya.
Padahal curang adalah suatu sikap yang sama sekali tidak dianjurkan karena bertentangan dengan falsafah bangsa kita. Utamanya tidak sejalan dengan pengamalan butir keempat sila kedua dasar negara kita. Dan tidak sesuai dengan ajaran luhur para pendiri negeri ini.
Haruskah kita khianati ajaran leluhur kita? Jawabnya tentu saja tidak! Sebaliknya harus sedapat mungkin kita jalani dalam kehidupan sehari - hari.
Ingat! Sekali "cidra" mengena di hati, kita akan tidak dipercaya lagi, meski telah berkata jujur dengan mengungkap sebuah kebenaran.
Yang mengkhawatirkan, kecurangan akan dibalas dengan kecurangan kembali. Maka bisa jadilah saling berlomba kecurangan tanpa henti.
Semoga ini tidak terjadi. Walaupun hanya di dalam mimpi. (*)