ADVERTISEMENT

Dalam Dua Bulan Hasil Survei Paslon Muhamad-Saras Melejit 19,3 Persen

Rabu, 18 November 2020 20:48 WIB

Share
Dalam Dua Bulan Hasil Survei Paslon Muhamad-Saras Melejit 19,3 Persen

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TANGSEL – Pilkada Tangsel mendapat perhatian besar. Terakhir ada perkembangan menarik tentang hasil survei, tiba-tiba dalam dua bulan pasangan Muhamad-Saras melejit naik sampai 19,3 persen. Yakni dari 15,2 persen di bulan Agustus menjadi 34,5 persen pada November.

Itu terlihat dari yang sempat beredar hasil survei dari Lembaga Survei Indikator pada bulan November yang menyebutkan bahwa posisi Muhamad-Saraswati menduduki peringkat teratas dengan 34,5%, sementara diposisi kedua ada Benyamin-Pilar dengan 31,8%, dan Siti Nur Azizah-Ruhamaben 12,1%.

Padahal, dalam hasil survei yang sama diketahui bahwa pada bulan Agustus, hasil survei pasangan Muhammad-Saraswati adalah 15,2%, artinya kalau membandingkan dua hasil survey tersebut ada peningkatan 19,3% dalam kurun waktu 2 bulanan pada pasangan Muhamad-Saras.

Baca juga: Calon Walikota Tengsel Muhamad Anggap Wartawan Sebagai Mitra

Menangapi hal ini Pengamat politik dari Universitas UNIS, Adib Miftahul mengatakan bahwa dalam strategi politik, ada pola menyebarkan aura kemenangan sebelum kontestasi guna menggapai opini publik.

"Saya melihat ini sebagai strategi politik guna mendulang opini kemenangan di masyarakat. Meningkatkan elektabilitas 5% dalam sebulan, itu sangat luar biasa. Jadi kalau ini bisa naik lebih dari 19%, artinya pasangan Muhammad-Saraswati dibantu Superman," ungkap Adib kepada awak media, Rabu, (18/11/2020).

Terkait adanya anggapan bahwa hasil survei lembaga survei Indikator berpihak kepada pasangan Muhamad-Saraswati, Adib mengatakan bahwa sebagai akademisi dirinya percaya bahwa metodologi penelitian yang digunakan dan hasil yang tergambar bukan rekayasa.

Baca juga: Muhamad-Rahayu: Target Utama Menang Bukan Nomer Urut

"Saya yakin metodologi dan hasil survei yang dilakukan Lembaga Indikator bukan rekayasa. Namun bisa jadi lapangan yang menghasilkan sample survei sudah terkontaminasi. Bisa saja survei dilakukan pada sample yang kebetulan merupakan basis Muhammad-Saraswati, atau bisa jadi pasangan itu melakukan sosialisasi melekat sebelum survei dilakukan, sehingga hasilnya abstrak," katanya. 

Lebih lanjut Adib mengatakan bahwa banyak kontestan dalam pemilu terlena dengan hasil survei yang tinggi, sementara pada implementasinya bertolak belakang.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT