ADVERTISEMENT

Tenaga Medis Layak Peroleh Gelar Pahlawan

Senin, 9 November 2020 06:00 WIB

Share
Tenaga Medis Layak Peroleh Gelar Pahlawan

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

BESOK, 10 November 2020 bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Jasa para pahlawan yang telah bertumpah darah dan bertaruh nyawa memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, bukan hanya harus dikenang atau diperingati secara seremonial. Tetapi yang terpenting, mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam mengisi kemerdekaan.

Ini pula yang telah dibuktikan oleh tenaga medis di Indonesia saat ini. Di saat pandemi Covid-19 yang sampai kini belum juga berakhir, tenaga kesehatan menjadi garda terdepan yang berhadapan langsung dalam memerangi virus corona. Mereka berjuang habis-habisan tanpa lelah, berjibaku dalam upaya menyembuhkan pasien.

Di sisi lain, tenaga kesehatan (nakes) dan keluarganya juga harus menghadapi stigma sosial yang selama ini melekat berkaitan dengan pandemi Covid. Jujur saja, sejak pandemi Covid-19 nakes dan keluarganya kerap dijauhi masyarakat. Bahkan ketika ada nakes yang meninggal dunia karena terpapar virus corona yang ditularkan oleh pasien, jenazah mereka ditolak oleh warga sekitar pemakaman. Miris!

Kelelahan, tenaga terkuras, waktu untuk keluarga hilang, daya tahan tubuh pun menurun. Itulah yang dihadapi nakes. Maka, sebagai manusia biasa yang punya batas ketahanan tubuh, tim medis pun berguguran. Dokter-dokter terbaik di Indonesia harus berkorban nyawa. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat, hingga akhir Oktober 2020 tercatat 132 dokter, dan lebih dari 100 perawat gugur dalam tugas akibat Covid-19.

Rinciannya, dari 130 dokter yang wafat, 67 merupakan dokter umum dan 4 di antaranya guru besar, 61 merupakan dokter spesialis dengan 4 di antaranya guru besar dan 2 orang residen. Keseluruhan dokter tersebut berasal dari 18 IDI wilayah provinsi dan 61 IDI cabang (kota/kabupaten).

Sebagai catatan, jumlah tenaga medis termasuk dokter di Indonesia, adalah terendah di Asia bahkan di dunia jika dibandingkan dengan jumlah penduduk. Artinya, dokter-dokter ini adalah aset negara yang semestinya harus mendapat perlindungan khusus. Mereka harus gugur ketika beroperang melawan Covid-19 di garda terdepan.

Kalau 75 tahun silam, 10 November 1945 pahlawan bangsa bertempur di area peperangan melawan penjajah, kini tim medis juga sedang bertempur melawan virus demi memutus mata rantai Covid-19. Di momen Hari Pahlawan 2020, sudah sepatutnya tim medis Indonesia mendapat apresiasi khusus. Tidak berlebihan bila para dokter, perawat, sopir ambulans dan nakes lainnya memperoleh penghargaan khusus. Gelar Pahlawan Kemanusiaan pantas disematkan kepada mereka, selain penghargaan dalam bentuk lainnya. Selamat Hari Pahlawan. **

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT