Nizam mengatakan para pengelola pendidikan negeri dan swasta untuk segera menerapkan kegiatan PJJ dengan menggunakan Jumpa.id karena akan menyelesaikan tiga kendala utama tersebut.
Sementara itu, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerinan Kominfo Samuel Abrijani Pangerapan menilai Jumpa.id bisa menjadi alternatif baru untuk pemerataan kegiatan konferensi video. Permasalahan bandwith yang masih belum merata, diakui Samuel selalu menjadi masalah.
"Jika Jumpa.id bisa terkoneksi dengan bandwidth sangat rendah dan sinyal susah, ini akan menjadi solusi yang bagus," papar Samuel.
Direktur PT Jumpa Daring Indonesia, Rudy Bustanil Wijaya menjamin aplikasi yang disediakannya akan bisa menjawab tantangan kebutuhan platform konferensi video yang bisa dipergunakan secara masal dan murah. Jumpa.id bisa berkolaborasi dengan penyedia jaringan maupun penyedia jasa untuk mengemas menjadi platform yang mudah digunakan.
"Karena teknologi jumpa.id sangatlah rendah dari spek teknis untuk gawainya, sehingga sangat mudah digunakan oleh siswa, guru, dosen, para pelaku UKM, pekerja kantoran, pebisnis dan lain sebagainya," jelas Rudi Wijaya.
Rudy juga menambahkan jika aplikasi Jumpa.id terbilang hemat dengan harga terjangkau hingga ke semua lapisan masyarakat.
"Hanya dengan 128 Kbps. Ini akan sangat hemat bandwith, artinya akan hemat kuota," papar Rudy Bustanil Wijaya.
Hal senada juga dikatakan Founder Innovator 4.0 Indonesia, Budiman Sudjatmiko juga menyambut baik Jumpa.id. Menurut Budiman, kehadiran Jumpa.id akan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital dengan menjawab tema besar pemerintah yang berkaitan dengan kedaulatan data, konten lokal, dan trafik internet lokal.
"Maka dengan solusi teknolgi yang dimiliki Jumpa.id bisa menjadi sangat strategis dari mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital," tandasnya. (mia/win)
Teks Foto :
Platform Digital Jumpa.id. (is