JAKARTA - Kampanye Pilkada Serentak 2020 sudah berlangsung lebih satu bulan. Dalam catatan Bawaslu, sebanyak 39.303 kegiatan kampanye digelar tatap muka dan hanya 247 kampanye via daring.
"Temuan senada juga dikemukakan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hanya 4 persen kegiatan kampanye yang menggunakan media daring dan media sosial, selebihnya (96%) masih menggunakan kampanye pertemuan langsung secara tatap muka," kata Pengamat Komunikasi politik Universitas Esa unggul, M. Jamiluddin Ritonga, Rabu (4/11/2020).
Rendahnya kampanye melalui media daring dan medsos memang mengejutkan.
Baca juga: DPD RI Ajak Masyarakat agar Mengawasi Jalannya Pilkada 2020
Sebab, di era pandemi covid-19, paslon diharapkan lebih banyak menggunakan media darling dan medsos dalam kampanye. Harapannya agar penularan covid-19 dapat diminimalkan atau minimal tidak menjadi cluster baru.
Harapan menggunakan media daring dan medsos dalam kampanye Pilkada serentak 2020 memang beralasan.
Sebab, jumlah pengguna internet pada akhir Januari 2020 mencapai 175,4 juta orang dari total penduduk Indonesia 272,1 juta jiwa.
Baca juga: KPU Tangsel Merilis Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye untuk Pilkada 2020
Ini artinya, hampir 64 persen penduduk Indonesia sudah terkoneksi dengan jaringan internet.
"Tingginya pengguna internet di tanah air, diasumsikan akan efektif berkampanye melalui media darling dan medsos. Karena itu, para paslon awalnya diperkirakan akan lebih banyak menggunakan kampanye melalui media tersebut daripada melalui tatap muka," katanya.
Semua perkiraan dan harapan itu meleset. Banyak pihak menilai, hal itu terjadi karena ketidaksiapan tim kampanye dan/atau calon dengan perangkat kampanye.