PEMBANGUNAN Griya Cik's milik Perumda Pembangunan Sarana Jaya sudah memasuki tahap penyelesaian. Para pedagang dan warga sekitar terbantu oleh keberadaan para pekerja proyek.
Rudi Yusdian (37), pedagang kelontong yang membuka lapak di dekat pintu masuk proyek Griya Cik's bersyukur bisa menyambung hidup dengan berjualan rokok, kopi, dan gorengan. Para pekerja proyek juga terbantu.
“Saya senang ada proyek Griya Cik's. Tidak perlu cari tempat jauh untuk membuka lapak,” ungkap Rudi yang tinggal di Kelurahan Pegangsaan saat diwawancarai belum lama ini.
Baca juga: Meski Pandemi, Sarana Jaya Pastikan Pembangunan Rumah DP 0 Rupiah Tidak Terhenti
Sebelumnya dia berjualan di depan proyek hotel di bilangan Cikini. Kemudian diminta pindah karena pembangunan selesai. “Selain itu memang tempat saya berjualan merupakan trotoar,” katanya.
Dia sangat bersyukur diizinkan berjualan di sekitar proyek Griya Cik's sejak awal. Tepatnya pada akhir 2018. Omzetnya bisa mencapai Rp100 ribu per hari.
“Tapi saat pandemi sekarang omzet saya menurun drastis. Untungnya saya tidak harus bayar tempat, jadi masih bisa buat makan sehari-hari,” katanya.
Baca juga: Sarana Jaya: Investasi Properti di Tengah Pandemi Diminati Kelompok Muda dan Profesional
Rudi berharap, jika Griya Cik's beroperasi, pengelola sudi memberinya tempat untuk berdagang demi menyambung hidup. Apalagi jika ternyata pandemi Covid-19 belum berakhir.
M Atang (64), pemilik Warung Tegal (warteg) di belakang proyek Griya Cik's juga mengungkapkan rasa syukur karena masih bisa menyambung hidup. Saat awal proyek, banyak pekerja yang makan di warungnya. Omzetnya bisa mencapai Rp500 ribu per hari.
Sementara itu, Gatot Nur, Ketua RT02/ RW 01, Kelurahan Pegangsaan, Kecamatan Menteng, mengungkapkan, proyek itu sangat bermanfaat, terutama bagi pedagang.
