Sengaja Banyak Stok WIL Agar Mudah Kawin Cerai

Selasa 03 Nov 2020, 07:30 WIB

BAGI Kodrat (35), menikah itu sekedar medan pelampiasan syahwat. Makanya, meski sudah punya istri masih mengoleksi WIL di mana-mana. Walaupun sudah ada 2 anak, tega menceraikan Desy (30), karena stok WIL yang lain siap menjadi istrinya. Bagi Kodrat, perkawinan itu obyek syahwat yang dilindungi UU.

            Banyak orang berumahtangga lama tak punya momongan, sehingga berbagai cara dicoba, dari bayi tabung sampai pakai “daun lingga”. Ironisnya, ada juga orang yang kehilangan kasih sayang pada anak. Ketika gandrung cewek lain, dengan teganya menceraikan istri pertama agar bisa mengawini cewek idamannya, padahal istri pertama sudah ada beberapa anak.

            Lelaki yang meremehkan lembaga perkawinan itu salah satunya, Kodrat warga Surabaya. Perkawinannya dengan Desy 11 tahun lalu telah menghasilkan dua anak. Tapi dia terus getol berburu cewek lain untuk medan pelampiasan syahwat. Dia siap meninggalkan istri pertama dengan dua anaknya, asalkan bisa menikah dengan cewek lain yang sesuai dengan fantasi seksualnya.

            Yang kasihan yentu saja Desy. Dia dulu mau dinikahkan dengan Kodrat karena dijodohkan orangtua. Sebetulnya dia kurang sreg dengan Kodrat, karena sama sekali baru kenal sehingga tak ada ketetarikan sama sekali dengannya. Tapi karena sang ibu punya penyakit jantung, takutnya nyawa bablas begitu putrinya menolak, Desy mau menerima juga proyek Siti Nurbaya model ibunya tersebut. “Siapa tahu cinta bisa datang belakangan,” begitu prinsip Desy.

            Tapi rupanya Kodrat menganggap perkawinan itu sekedar ajang pelampiasan syahwat yang dilindungi UU. Desy memang cantik, sehingga sangat menggairahkan. Tapi setelah menjadi istrinya, kan menjadi biasa saja. Awal pertama setromannya masih 220 volt, bertambah usia perkawinan tinggal 110 volt seperti listrik jaman Orde Lama.

            Karenanya meski sudah ada istri, di luaran Kodrat terus koleksi cewek di mana saja berada. Kenal, pacaran, dan digauli, selesai. Untungnya, cewek-cewek itu tak ada yang menuntut minta dinikahi, sehingga Kodrat semakin membabi buta mempermainkan cewek. Setiap tugas luar kota, di sana pasti ada mitra kencannya.

            Sebetulnya Desy tahu permainan di belakang layar suaminya. Tapi karena demi keutuhan rumahtangga dan menjaga perasaan orangtua, dia mencoba diam dan bersabar, meski jantungnya empot-empotan mau copot. Sekali waktu dia menyentil ringan, siap itu wanita A, atau B yang WA-nya berseliweran di HP-nya. Tapi Kodrat terus mengelak dengan mengatakan itu teman bisa, mitra kerja. “Mitra ranjang kale…..” kata batin Desy, tapi juga hanya dalam hati.

            Sekali waktu dia belanja di mal bersama adiknya. Dengan mata kepala dia memergoki Kodrat shoping juga dengan wanita lain. Dia sabar, tapi adiknya yang mau protes. Buru-buru Desy menahannya, nggak baik ribut di tempat umum karena urusan perempuan.

            Tapi di rumah, sang adik sudah seperti LSM laiknya, ingin melabrak kakak iparnya itu. Ketika Desy tetap bersabar, justru diminta memberikan perlawanan, agar tak diinjak-injak terus oleh Kodrat yang semena-mena pada istrinya. “Ayo lawan mbak, jangan biarkan Mas Kodrat menginjak-injak harga dirimu.” Kata sang adik memberi semangat.

            Karena dorongan terus menerus dari adiknya, Desy segera tabayun dengan suaminya. Apa sih maksudnya, sudah punya istri dan dua anak, kok masih juga gonta-ganti pacar. Apa jawabnya? Katanya dia dendam masa lalu. Dulu kawin dengan Desy karena dijodohkan orangtua.

“Kalau begitu kita berlatar belakang sama. Tapi semuanya sudah terlanjur dan kita ada anak pula. Marilah kita berkorban demi anak-anak kita,” kata Desy yang mencoba menyelamatkan rumahtangganya.Tapi Kodrat yang rupanya sudah didesak untuk menikahi wanita lain, bersikeras mau menceraikan Desy. Sesuai dengan saran adiknya, maka tantangan cerai itupun diladeninya.

Pokoknya, bersatu kita teguh, bercerai kita kawin lagi! (JPNN/Gunarso TS)

Berita Terkait
News Update