ADVERTISEMENT

Eksyen Tukang Tagih Bikin Ngeri

Selasa, 27 Oktober 2020 09:45 WIB

Share
Eksyen Tukang Tagih Bikin Ngeri

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

SEORANG kerabat mengaku  sangat senang ketika ia diterima bekerja di bagian penagihan perusahaan pendanaan. Yang dibayangkan bakalan memegang uang banyak, dengan tugas yang ringan-ringan saja. Misalnya datang ke nasabah yang menagih cicilan, dapat uang beres. Begitu yang ada di angannya.

Tapi, begitu dia terjun di lapangan, tugasnya adalah untuk menyita barang kreditan, terutama motor dan mobil. Jika sesuai dengan daftar yang dia bawa maka dengan paksa dia minta kendaraan dari si pemegang barang yang dianggap mangkrak.

Peristiwa semacam ini sering terjadi selain di rumah tempat tinggal, juga di tengah jalan. Lalu terjadilah keributan yang nggak terbayangkan sebelumnya. Si pemilik motor tentu saja nggak begitu saja melepas kendaraannya. Sementara si penagih yang disebut debt collector pun ngotot. Dan bisa berbuntut panjang, bukan sekadar adu mulut tapi saling jotos. Dan biasanya, sang penagihlah yang babak belur dihajar massa.

Baca juga: Gak Terima Motor Ditarik, Penagih Utang Ditikam

“Saya cuma tugas dari kantor,” keluh si penagih, yang semua garang jadi ciut karena menghadapi massa yang begitu jengkel. Nggak beda seperti mereka hadapi maling yang kepergok mencuri.

Bagi si pemilik motor, ketika barangnya mau ditarik dia pun akan mempertahankan diri dengan segala cara. Ada yang mengaku kalau dia punya saudara angkatan. Ada juga yang bilang ini motor dikasih dari pimpinan. “Tau nggak, aku ini tentara!”

Karuan saja si debt collector ketakutan dan minta maaf. Pun ketika lawan masyarakat yang begitu bayak dan sangat tidak bersahabat dengan para penagih yang kadang sangar dan nggak manusiawi. Bayangkan saja, barang orang main rebut saja, nggak mikir kalau yang punya akan marah.

Baca juga: Bersembunyi Dari Penagih Utang, Pramugari Tewas Terbakar

Kalau betul si nasabah menunggak, maka seharusnya bisa dibicarakan dengan baik sesuai dengan hukum. Kan nggak boleh merebut barang mlik orang, apalagi di jalan, nggak sopan. Jadi, kalaupun bekerja, ya jangan kayak robot. Disuruh apa saja mau. Kalau sudah digebukin orang, siapa yang menderita? Bos Ente mah enak, tinggal nyuruh doang! (massoes)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT