Industri Penerbangan Mulai Menggeliat Meski Masih Pandemi

Sabtu 24 Okt 2020, 16:12 WIB
Salah satu maskapai, Lion Air, mulai menerbangi sejumlah kota.

Salah satu maskapai, Lion Air, mulai menerbangi sejumlah kota.

JAKARTA - Ketua Umum INACA, Denon Prawiraatmadja, industri penerbangan mulai menggeliat meski masih masa pandemi. Menurutnya, animo masyarakat menggunakan angkutan penerbangan mulai mengalami peningkatan bila dibandingkan momen terjun bebas di masa awal pandemi melanda Ibu Pertiwi, Maret 2020. 

Ia menjelaskan, jika pada September 2019, normal volume penumpang udara bisa mencapai 8 juta orang perbulan, maka pada tahun ini hanya lebih dari 2 jutaan orang saja. 

Namun, angka ini merupakan angka yang luar biasa bila menengok awal pandemi Covid-19 di akhir kuartal pertama 2020. 

"Dibandingkan pertama pandemi di Maret 2020, domestik market kita kan 80 persen. Jadi maret market domestik kita turun. Kondisi kemudian semakin memburuk sejak April dikeluarkannya larangan mudik melalui. Angkanya turun menjadi 5 persen saja dibandingkan 2019." jelas dia saat dihubungi, Jumat (24/10/2020). 

Namun, cahaya mulai terlihat pada Juni 2020 saat diterbitkannya sejumlah kebijakan soal penerapan protokol kesehatan di industri penerbangan. 

"Meskipun ini tidak instan, harus pandai menaikkan kepercayaan masyarakat untuk terbang lagi. Belum lagi adanya tambahan dokumen-dokumen yang menjadi faktor juga, " lanjut dia. 

Di sisi lain, tantangan lainnya juga masih menghantui. Ia mengatakan maskapai juga terancam merugi jika tidak pandai menyesuaikan penerbangan dengan demand yang ada. 

"Saya mengimbau airline untuk menyesuaikan demand yang ada. Kalau nggak, akan sulit. Industri pendukung juga jadi tidak efisien operasionalnya dalam demand yang turun seperti sekarang ini, " pungkasnya. 

Di bawah arahannya, Denon mengaku anggota INACA berembuk bersama mencari solusi untuk menyelamatkan industrk penerbangan tanah air. Beruntung, setelah terbitnya pedoman protokol kesehatan, INACA gencar mempromosikan traveling dengan pesawat demi mendaatkan kembali kepercayaan masyarakat. 

Hasilnya, per September 2020 kemarin, volume penumpang yang semula di awal pandemi hanya 5 persen, kini telah menjadi 30 persen. 

"Ini perkembangan pesat. Ini berkat kolaborasi pelaku industri dengan pemerintah Ditjen Peehubungan Udara. Ini merupakan suatu pergerakan positif bagi industri ini, " jelas dia. (Mita/win) 

Berita Terkait
News Update