Tiang Monorel Terbengkalai 16 Tahun, Wagub Mengaku Sulit Membongkar

Jumat, 23 Oktober 2020 18:45 WIB

Share
Tiang Monorel Terbengkalai 16 Tahun, Wagub Mengaku Sulit Membongkar

JAKARTA - Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengaku kesulitan untuk membongkar tiang monorel yang pembangunannya terbengkalai sejak tahun 2004, di kawasan Senayan dan Rasuna Said, Jakarta Selatan.

Menurutnya, alasan kesulitan membongkar tiang Monorel yang mangkrak selam 6 Gubernur itu karena ada keterlibatan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Memang ini tidak mudah karena dulu ada keterlibatan BUMN, karya terintegrasi, dibentuk dulu usaha bersama melalui Jakarta monorel," kata pria yang akrab disapa Ariza, di Balaikota Jakarta, Jumat (23/10/2020).

Ariza mengungkapkan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam waktu dekat berniat akan membahas terbengkalainya tiang Monorel yang merusak pemandangan kota.

"Pak Gubernur juga sudah mengatakan dalam waktu dekat kita akan melakukan evaluasi menyeluruh dan kita akan menyikapi secara baik," terangnya.

Dirinya menyebut, mengenai tiang beton Monorel ini harus ada keputusan baik. Apakah dicabut atau dimanfaatkan untuk kepentingan lain. Ariza mengatakan, Gubernur Anies juga nantinya akan mengundang SKPD terkait, untuk mencari solusi menyelesaikan persoalan ini.

"Yang terbaik seperti apa, tentu yang memberi kontribusi bagi semua, dari segi fungsi, struktur, dari segi penggunaannya dan semuanya itu kita pertimbangkan," terangnya.

Sebelumnya, Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Lukmanul Hakim meminta Pemprov DKI untuk membongkar tiang-tiang beton monorel yang mangkrak pembangunannya di kawasan Senayan dan Rasuna Said, Jakarta Selatan. Hal itu untuk menjaga estetika kota Jakarta apalagi tiang-tiang tersebut sudah mangkrak 16 tahun.

Alasan Hakim mendorong pemerintah DKI membongkar tiang-tiang Monorel itu karena mengganggu pemandangan dan kenyamanan berkendara.

"Gak enak dilihat, gak bagus, masa ada tiang bekas gitu di tengah jalan, terus kan di situ juga ada jalur LRT Jabodebek," tegas Hakim saat dihubungi wartawan di Jakarta, Jumat (23/10).

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar