Jokowi Akui Indonesia Masih Ketergantungan Impor Gula

Kamis, 22 Oktober 2020 15:12 WIB

Share
Jokowi Akui Indonesia Masih Ketergantungan Impor Gula

JAKARTA - Presiden Jokowi mengakui Indonesia masih ketergantungan impor gula dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri.

"Saat ini kebutuhan komoditas gula di Indonesia mencapai 5,8 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, baru sebanyak 2,1 juta ton yang mampu diproduksi di dalam negeri. Sedangkan sisanya masih harus mengandalkan impor,"  kata Jokowi.

Itu disampaikan Jokowi saat meninjau lokasi panen tebu sekaligus meresmikan pabrik gula yang berada di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, Kamis (22/10).       

Sehingga pendirian pabrik gula di Bombana ini sekali lagi patut kita hargai karena nanti mengurangi impor. Artinya bisa memperbanyak devisa negara dan memperkuat neraca transaksi berjalan kita," kata Jokowi.     

Baca juga: Kemenperin Pacu Pembangunan Pabrik Gula Baru Terintegrasi Lahan Tebu

Dalam kunjungan kerjanya itu, Kepala Negara didampingi oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi.         

Presiden menyebut bahwa investasi untuk membuka kebun tebu dan pabrik gula terintegrasi tersebut merupakan sebuah keberanian yang patut diapresiasi. Pabrik dengan kapasitas produksi yang tergolong besar di Indonesia tersebut dioperasikan oleh PT Prima Alam Gemilang dengan teknologi modern yang didukung otomatisasi.       

"Ini adalah sebuah keberanian. Keberanian membuka sebuah investasi dan usaha di tempat ini. Maka langkah ini yang harus kita apresiasi dan hargai. Dimulai tiga tahun lalu dan sekarang selesai hingga sudah berproduksi," ujar Jokowi.     

Baca juga: Indonesia-India Barter Tarif Impor Gula dengan Sawit

Selain keberanian tersebut, satu hal yang perlu digarisbawahi ialah bahwa investasi tersebut nyatanya mampu menyerap ribuan tenaga kerja lokal. Dalam operasinya, kebun dan pabrik itu dapat menyerap maksimal 15.000 tenaga kerja.     

Halaman
Reporter: Trias Haprimita
Editor: Trias Haprimita
Sumber: -
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar