Chef Arnold Prihatin dengan Upah Koki di Indonesia

JAKARTA - Koki sekaligus juri ajang perlombaan memasak, chef Arnold Poernomo prihatin dengan gaji atau upah koki di Indonesia yang masih terbilang kecil. 

"Kerja di dapur itu, minimun wage (upah minimum), gimana mau bisa kaya.  Apalagi di Indonesia," kata Arnold dalam Podcast Youtube Deddy Corbuzier, Minggu (18/10/2020). 

"Gaji Kepala Koki saja paling 10 sampai 20 juta. Paling gede itu 35 juta sebulan. Kepalanya loh ya, gimana dengan di bawah-bawahnya, raya-rata UMR (upah minimum regional). Padahal masih harus hidupin keluarga dan lainnya, " jelas Arnold melanjutkan. 

Selain itu, Arnold melanjutkan, biaya yang dibutuhkan tidak hanya itu, seorang juru masak juga masih jarus meningkatkan kualitas diri dengan belajar.

"Jangankan biaya untuk sekolah masak, buku masak saja harganya bisa Rp 800 ribu. Dengan gaji yang minimun, bagaimana nasibnya? " ungkap Arnold prihatin. 

Selain gaji, Arnold juga menyoroti kesulitan para pekerja di industri restoran di Indonesia. Dia menyontohkan, seorang pelayan belum tentu bisa melayani, karena dia tidak pernah mengalami bagaimana rasanya dilayani di restoran seperti tempatnya bekerja. 

"Begitupun dengan koki, di saat mereka disuruh masak masakan luar negeri, misalkan pasta, mereka kesulitan. Karena mungkin mereka belum pernah makan pasta, belum pernah ke Italia. Bagaimana bisa bikin pasta yang diekspektasikan jika makan pasta saja tidak pernah," ungkap Arnold. 

Bersimpati akan keadaan demikian, Arnold mengaku memutuskan membukan platform memasak melalui kanal youtube dilandaskan permasalahan ini. 

"Jadi mereka bisa belajar gratis. Gue jelasin car amsak ikan, jenis-jenis telur dan lain sebagainya. Gue berushaa menjelaskan dengan bahasa yang awam, " ucap dia kepada Deddy. 

Selain itu, Arnold juga menyoroti mahalnya biaya menjalankan bisnis reatorna di Indonesia lantaran bahan pokoknya yang harus impor.