ADVERTISEMENT

KRI, Kumpulan Pecinta si ‘Kicau’: Murai Batu, Paling Digemari

Minggu, 18 Oktober 2020 09:50 WIB

Share
KRI, Kumpulan Pecinta si ‘Kicau’: Murai Batu, Paling Digemari

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

BAGI komunitas pecinta burung kicau, Murai Batu berekor panjang yang paling banyak diidolakan. Selain populasinya sedikit, Murai Batu memiliki karisma tersendiri dan harganya selangit. Membuat piaraan burung ini berkualitas dibutuhkan perawatan. Mulai jadwal mandi, jemur, pemberian makanan hewani seperti jangkrik dan kroto, ulat hongkong serta pengerodongan sangkar.

“Harus dijadwal rutin setiap hari,” kata Mulyana, Pembina Komunitas Rajawali Indonesia (KRI) yang juga Wakapolsek Cilincing dengan pangkat AKP.

Di setiap perlombaan burung kicau, Murai Batu paling banyak menyedot peserta. ”Murai Batu tak cuma memiliki suara merdu. Dia enak dilihat, saat berkicau selalu memainkan gerakan ekor panjangnya sehingga tampak anggun dan menarik,” ujar Kang Mul begitu AKP Mulyana disapa.

Baca juga: Murai Batu Balak Mulai Banyak Diburu Kicau Mania

Dari berbagai perlombaan mulai tingkat kecil hingga nasional, koleksi Murai Batu Kang Mul kerap merajai perlombaan. Tak heran koleksinya itu ditawar hingga ratusan juta. “Pernah Murai Batu saya ditawar Rp 150 juta karena meraih juara satu, tapi saya tolak,” ujarnya.

Kang Mul bersama piala yang diraih dari berbagaimacam lomba. (ilham)Kang Mul bersama piala yang diraih dari berbagaimacam lomba. (ilham)

Sejak dulu harga Murai Batu sudah mahal. Apalagi jika juara dalam setiap perlombaan banyak yang membelinya dengan harga berapapun.

“Saya pernah jual harga burung murai batu Rp70 juta,” ucapnya. Murai Batu beredar di pasaran dibagi dalam empat kelompok berdasarkan genetik daerah Medan, Nias, Aceh, Lampung, dan Borneo. Murai Batu asal Medan paling bagus dan mahal. Harganya mulai Rp5 hingga Rp15 juta seekor tergantung panjang ekornya. Seperti jantan panjang ekornya 16 cm-27 cm, sedangkan betina, 12 cm-17 cm.

Baca juga: Menggembirakan, Populasi Burung Curik Bali Bertambah 303 Ekor

“Harga segitu, Murai Batu belum jadi, harus dirawat dulu,” ucapnya. Sedangkan murai batu asal Lampung dan Aceh dengan bodi dan ekor lebih kecil. Harganya, belum dipoles, sekitar Rp2 juta-Rp6 juta, sedangkan dari Borneo Rp2 juta-Rp4 juta. “Burung murah sampai mahal punya kesempatan sama berani berkicau bagus di lapangan. Tapi, dari berbagai perlombaan, burung asal Medan yang merajai lomba. Makanya, harga burung ini bisa mahal,” pungkasnya. (ilham/iw/ys)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT