ADVERTISEMENT
Minggu, 18 Oktober 2020 15:05 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Bumbu yang kita gunakan asli dari ramuan turun temurun keluarga sehingga tidak ada yang tahu pedagang lain sehingga cita rasa makanan juga tentu beda, lebih enak. Serta paduan sate beraneka ragam mulai dari pilihan daging, usus, lidah, dan jantung," kata Hari.
Dalam menjaga cita rasa masakannya, lanjut Hari, sate maupun ketupat akan diisi dengan yang baru untuk menjaga kualitas.
"Kebanyakan pedagang sate rata-rata jika ketupat atau satenya jika tidak habis dalam hari itu biasa besoknya diangetin. Hal ini yang mengubah cita rasa dari masakan itu sendiri sehingga rasa dapat berkurang. Kalau kita tidak habis atau tidak akan diganti dengan yang baru," tukasnya.
Sehingga dengan demikian sate dengan khas cita rasa dari daerah Pariaman akan tetap terjaga dan terkenalnya dengan rasa yang enak dan cocok dilidah.
"Insyallah akan kita tambah cabang lagi,"pungkasnya. "Untuk seporsi kita hargai Rp. 20 ribu jika mau nambah kripik atau krupuk kulit perbungkus Rp. 3.000, kita juga mempromosikan melalui Go Food." tutupnya. (Angga/tha)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT