"Kebanyakan pedagang sate rata-rata jika ketupat atau satenya jika tidak habis dalam hari itu biasa besoknya diangetin. Hal ini yang mengubah cita rasa dari masakan itu sendiri sehingga rasa dapat berkurang. Kalau kita tidak habis atau tidak akan diganti dengan yang baru," tukasnya.
Sehingga dengan demikian sate dengan khas cita rasa dari daerah Pariaman akan tetap terjaga dan terkenalnya dengan rasa yang enak dan cocok dilidah.
"Insyallah akan kita tambah cabang lagi,"pungkasnya. "Untuk seporsi kita hargai Rp. 20 ribu jika mau nambah kripik atau krupuk kulit perbungkus Rp. 3.000, kita juga mempromosikan melalui Go Food." tutupnya. (Angga/tha)