ADVERTISEMENT

Ketua FRI Nilai Perlu Lembaga Mediator Atasi Konflik Inovasi Perguruan Tinggi dengan Industri

Kamis, 15 Oktober 2020 20:15 WIB

Share
Ketua FRI Nilai Perlu Lembaga Mediator Atasi Konflik Inovasi Perguruan Tinggi dengan Industri

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA - Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI), Arif Satria mengungkapkan, perlunya membentuk forum mediasi antara perguruan tinggi dengan dunia industri.

Hal ini dilakukan mengingat banyaknya kasus inovasi-inovasi perguruan tinggi sengaja dimatikan oleh para pelaku industri. Juga sebaliknya, banyaknya keluhan-keluhan dunia industri akan lemahnya inovasi-inovasi yang berasal dari perguruan tinggi.

"Untuk memediasi adanya konflik perguruan tinggi dan industri tersebut, kita memerlukan sebuah lembaga yang berfungsi memediasi konflik antar perguruan tinggi dengan dunia industri tersebut,” ungkap Arif yang sekaligus menjabat sebagai Rektor IPB University.

Hal itu diungkapkan Arif dalam acara Webinar yang bertajuk “How to Build Sustainable Collaboration between University and Industry”,  Jumat (15/10/2020).

Baca juga: Produk Inovasi Yang Dihasilkan Perguruan Tinggi Belum Diproduksi Massal

Acara yang juga dihadiri oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN, Rektor Universitas Bakrie, dan Ketua I-4 ini merupakan kerjasama antara FRI dengan Universitas Bakrie, Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional, dan Kementerian Riset dan Teknologi / Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia.

Selain munculnya gagasan lembaga mediator perguruan tinggi-inovasi, Arif juga menyampaikan delapan strategi lainnya untuk pengembangan inovasi dan kerjasama industri. 

"Pertama, perlunya sinergi program kerjasama riset dan inovasi antar lembaga riset pemerintah, lembaga riset swasta, perguruan tinggi, dunia usaha.

Kedua, implementasi teknologi baru melalui pilot plant," katanya.

Baca juga: Kemenristek Dorong Pengembangan Baterai Mobil Listrik

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT