Baca juga: Sopir Ngantuk, Truk Angkut Batu Hebel Tabrak Pohon dan Terbalik
Terutama mengenai kebijakan gubernur saat itu, yakni Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Bagi pihak yang merasa keberatan dengan tulisan buku itu, Syarif membuka ruang untuk berdiskusi.
Dia tak mempersoalkan, bila ada pihak yang ingin membantah pengalaman hidupnya selama menjadi anggota DPRD DKI dan mengawal kebijakan Pemprov DKI Jakarta.
"Apa yang saya ceritakan dalam buku ini adalah pengalaman, karena itu kemudian bila ada yang keberatan dengan tulisan saya. Silakan dibantah," tegasnya.
Baca juga: Ahok Cabut Laporan, Penyidik Gelar Perkara Baru Hentikan Kasus Pencemaran Nama Baik
"Saya pikir semua orang yang hadir di sini pernah ketawa, tersenyum dan menangis juga. Namun konteks politik yang saya ceritakan dalam buku itu memang adalah tangisan saya dalam menghadapi kebijakan pemerintah, terutama sahabat saya Gubernur DKI Jakarta saat itu Basuki Tjahaja Purnama," ujar Syarif.
Dia mengatakan, seharusnya Ahok turut hadir dalam acara itu untuk memberikan sambutan. Namun karena berhalangan hadir, dia akhirnya menitipkan salam kepada para tamu undangan, terutama kepada Anies.
"Harusnya sahabat kita hadir, tapi karena berhalangan jadi dia nggak hadir dan menitipkan salam untuk pak Anies dari Ahok," tambah pria yang juga menjadi Sekretaris Komisi D DPRD DKI Jakarta ini. (yono/tri)