YUWONO (53), sepertinya punya ilmu penakluk wanita. Sesuai dengan nafsunya yang besar, sejumlah gadis berhasil dinodai. Berharap kelak dapat warisan mertua, anak bos pun si Leni (25), dibikin bunting. Tapi Ny. Wiyatno (60), tetap tak sudi bermenantukan Yuwono, sampai akhirnya lelaki itu mati ngebelangsak!
Dengan ilmu guna-guna semacam aji Jaran Guyang dan Semar Mesem, seorang lelaki mudah menaklukkan wanita. Tapi celakanya, pemuja ilmu semacam itu hanya besar di nafsu tapi kecil dalam rejeki, alias untung di bonggol tapi rugi di benggol. Maka hidupnya hanya menjadi pemburu selangkangan melulu, tapi rejekinya seret macam roda kurang gemuk.
Yuwono yang tinggal di Senen Jakarta Pusat, yang sejak lahir memang sudah menjadi warganya Bang Ali, bertekad meraih sukses di ibukota negara. Tapi jaman sekarang hanya lulusan SMA bisa kerja apa? Untung dia pinter karawitan Jawa karena banyak bergaul dengan grup-grup kesenian Jawa, sehingga sering diajak sanggar seni ini itu pentas wayangkulit. Jika pegang kendang, top deh, kendangannya ngaplak (kompak) sehingga disukai dalang dan para niyaga.
Baca juga: Tak Tahan Dituduh Selingkuh Bakar Diri Depan Suami-Mertua
Main wayang orang juga pinter, dapukannya selalu Gatutkaca. Sayangnya, pekerja seni sebagai niyaga atau tukang kendang rejekinya tak menjanjikan. Tambah celaka, di kala rejeki minim Yuwono masih suka main perempuan pula, sehingga istrinya mati ngenes. Tapi kematian istri tak dijadikannya sebagai pelajaran. Dua anak yang ditinggalkan dititipkan pada kakak, dan Yuwono terus malang melintang berburu cewek.
Dengan ilmu Jaran Guyang atau Semar mesem miliknya, Yuwono berhasil punya gendakan di mana-mana. Para kurban itu begitu melihat Yuwono yang ganteng dan pakai “ilmu rangkep” langsung terpesona, sehingga akhirnya bertekuk lutut dan berbuka paha untuk Yuwono.
Menyadari rejeki selalu minim dan utangnya arang wulu kucing (banyak sekali) di mana-mana, Yuwono mencoba mendekati gadis Leni putri Bu Wiyatno pemilik sanggar seni yang selama ini sering diikutinya. Orangnya cukup kaya, sehingga Yuwono berharap kelak dapat warisan banyak karena Leny merupakan anak tunggal.
Baca juga: Lampu Mati Takut Sendirian Mengajak PIL Tidur Sekamar
Secara pisik Leni tidaklah cantik-cantik amat, tapi dia sangat “bergizi”. Tahu tukang kendangnya mulai memacari putrinya, Yuwono langsung dipecat oleh Bu Wiyatno. Tapi Yuwono tak menyerah. Leni terus ditempel, sehingga ketika pulang telat dari pekerjaannya, dia bilang karena lembur. Padahal aslinya Leni diajak “lempengin burung” oleh Yuwono di rumah kontrakan.
Begitu sering Leni “lembur” bersama Yuwono, akhirnya perutnya pun menggelembung berisi janin 4 bulan. Bagi sang petualang asmara model Yuwono, itu pertanda bahwa kiatnya telah berhasil 75 persen. Maksudnya, karena anak kadung hamil, terpaksa Yuwono diterima sebagai mantu meski batin menolak dan tak pernah hendak.
Tapi Bu Wiyatno sudah tahu siasat keji bekas tukang kendangnya itu. Ketika dia melamar 4 mata secara baik-baik untuk mempersunting Leni, langsung ditolak mentah-mentah. “Biar anakku sudah hamil sekalipun, aku tak sudi punya mantu macam kau!” ujar Bu Wiyatno sambil menuding-nuding jidat Yuwono, macam mau ditest Corona.