JAKARTA – Sebuah studi di Jepang menyebutkan, virus corona bisa bertahan hidup di kulit manusia selama 9 jam. Karenanya, rajin mencuci tangan menggunakan sabun minimal 20 detik, dapat mencegah penularan Covid-19.
Sebuah studi yang dilakukan para peneliti di Jepang mengungkapkan, SARS-CoV-2 atau virus corona penyebab Covid-19 bisa hidup di kulit manusia selama sekitar 9 jam. Ini berbeda dengan strain virus influenza A (IVA) yang hanya bertahan 2 jam.
Seperti dikutip dari Live Science, para peneliti mengatakan kemungkinan SARS-CoV-2 memiliki risiko penularan dari kontak langsung yang lebih tinggi ketimbang IAV. Dalam studi tersebut peneliti dari Kyoto Prefectural University of Medicine membuat model kulit menggunakan sampel kulit manusia yang diperoleh dari hasil autopsi.
Baca juga: Kasus Kematian Covid-19 Indonesia Terbanyak ke-3 di Asia
Sampel tersebut dikumpulkan sekitar satu hari atau 24 jam setelah kematian, di mana kulit manusia masih bisa digunakan untuk cangkok. Mereka menemukan SARS-CoV-2 bisa bertahan di sampel kulit manusia selama 9,04 jam dibandingkan virus influenza A yang bertahan selama 1,82 jam.
Virus tersebut menjadi tidak aktif dalam waktu 15 detik setelah diberikan hand sanitizer dengan kandungan 80 persen etanol.
Temuan ini dipublikasikan di jurnal Clinical Infectious Diseases pada 3 Oktober yang lalu. Studi tersebut menunjukkan, bertahannya SARS-CoV-2 selama 9 jam pada kulit manusia, dapat meningkatkan risiko kontak transmisi dibandingkan dengan IAV, sehingga mempercepat pandemi.
Baca juga: Doni Monardo Sebut Penular Covid-19 Tanggungjawab Dunia dan Akhirat!
"Temuan ini mendukung hipotesis bahwa kebersihan tangan yang benar penting untuk pencegahan penyebaran SARS-CoV-2," tulis para peneliti.
Namun ada juga yang menilai studi ini memiliki keterbatasan, salah satunya hanya digunakannya satu strain virus corona dan satu strain virus influenza.
Selain itu, bahwa penelitian ini tidak mempertimbangkan "dosis infeksi" dari SARS-CoV-2, yaitu jumlah partikel virus yang diperlukan untuk memberikan orang infeksi dari kontak dengan kulit yang terkontaminasi.