Sampai-sampai “asset”-nya yang paling berharga pun diserahkan tanpa reserve.
Entah sudah berapa kali pengalihan asset itu berlangsung, tidak ketahuan. Tapi saking seringnya jadi ketahuan oleh Saidi.
Tentu saja dia marah pada Rini. Tapi ternyata sang istri malah menantang. “Nggak usah marah, ceraikan saja. Habis perkara…,” ujar Rini yang sepertinya ingin mengomnibus masalah.
Awalnya Saidi tak meladeni tuntutan istri. Tapi karena didesak terus, dengan terpaksa Saidi mengabulkan.
Lewat beberapa kali sidang di Pengadilan Agama Surabaya, karena alasannya perselingkuhan, gigatan cerai itu dikabulkan.
Bayangan Saidi, begitu Rini jadi janda langsung diakuisisi Ridwan untuk dijadikan istri.
Baca juga: Antisipasi Demo Buruh, Polrestro Depok Cegat Massa Masuk Jakarta
Baca juga: Kapolda Metro Bersama Gubernur Anies Baswedan Ziarah Ke Makam Mbah Priok:
Ternyata tidak, Rini hanya dianggurkan saja. Rupanya Ridwan setelah kenyang menikmati bodi mulus Rini tak berselera lagi.
Ibarat makan di warung, dia hanya butuh makan di situ saja, tanpa membawa makanan itu pulang denga piringnya sekalian.
Kini Saidi jadi paham bahwa Ridwan hanyalah lelaki yang suka mempermainkan wanita. Saidi ingin menghentikan langkah Ridwan, jangan sampai korban lain berjatuhan.
Bagaimana caranya? Apa disemprit? Bukan! Cayanya, dia siapkan sepotong besi dan mengasah pisau tajam-tajam. “Ridwan harus dibrentikan jadi orang,” katanya.