SERING dengar ya, lelaki tua tewas di atas perut wanita penjaja cinta di kamar hotel melati. Banyak kasus serupa terjadi, tapi masih saja ada yang nekat melakukan perbuatan yang nggak terpuji tersebut.
Lelaki sudah tuwir tapi masih keluyuran cari mangsa demi memuaskan hasrat nafsu birahinya. Mereka, nggak sadar bahwa tenaga sudah loyo, seharusnya sadar untuk hal hal kayak begituan bisa ditahan dulu. Jangan diumbar, sadarlah kalau tenaga sudah nggak sempurna.
Terus sampai ngeluyur cari cewek lain di luar rumah, memangnya di rumah nggak ada? Atau sudah tuwir? Ya, nikmati sajalah. Kan dulu pernah muda bersama sama, sekarang sudah tua, ya nikmati bareng-bareng.
Baca juga: Hinaan Pembangkit Semangat
Seandainya pasangannya sudah nggak ada, meninggal misalnya? Ya,kawin lagi kan beres. Tapi, kalau nggak, barang kali malu sama anak cucu, ya kalau begitu, sabar.
Kembali soal sabar, memang sangat perlu perjuangan. Apalagi yang disabari itu soal keingan memenuhi kebuhan rohani. Tapi, ayolah berpikir kebelakang, bukankah sudah lama hidup, jadi yang kayak begituan sudah cukuplah.
Tapi,yang namanya manusia, kadang nggak puas, nggak cukup apa yang pernah dia peroleh selama hidup. Maka, ada saja yang nekat ngeloyor keluar, melanglang buwana mencari mangsa. Padahal, tenaga sudah reyot.
Baca juga: Gali Lubang, Nggak Ditutup Lagi
Yang menjadi masalah juga, misalnya si kakek mengonsumsi obat kuat, yang bikin napas bisa berhenti. Ya, kadang bisa juga karena nafsu yang menggebu,nggak kepikir kalau apa yang dilakukan bakalan membahayakan dirinya.
Sudahlah, Mbah Bro, sadar sudah tuwir. (massoes)