Jokowi Keluhkan Pemenuhan Kebutuhan Garam Selalu Impor

Senin 05 Okt 2020, 17:38 WIB
Presiden Joko Widodo. (Ist)

Presiden Joko Widodo. (Ist)

JAKARTA – Presiden keluhkan pemenuhan pasokan garam yang masih impor, kebijakan tersebut masih berlangsung tanpa adanya penyelesaian. Karena hingga kini produksi garam nasional masih tergolong rendah.

Menurut Presiden, solusi impor garam ini masih berlangsung dan menjadi masalah yang tak kunjung ada penyelesaian.

"Sebagai contoh, kebutuhan garam nasional di tahun 2020 sebanyak 4 juta ton per tahun, sedangkan produksi garam nasional baru mencapai 2 juta ton," terang Jokowi saat memimpin rapat terbatas yang membahas mengenai "Percepatan Penyerapan Garam Rakyat" melalui konferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin (5/10).

Baca juga: Keluhan Petani Madura ke Sandi: Stop Impor Garam, Pak

Akibatnya, menurut Jokowi alokasi garam untuk kebutuhan industri masih tinggi, yaitu 2,9 (juta) ton.

"Saya kira ini langkah-langkah perbaikan yang harus kita kerjakan, mulai pembenahan besar-besaran pada Supply Chain dari hulu sampai hilir,” imbuhnya.

Sebab itu, mantan gubernur DKI ini mengatakan, harus dicarikan jalan keluarnya.

"Kita tahu masalahnya, tapi enggak pernah dicarikan jalan keluarnya. Kemudian, data per 22 September data yang saya terima, masih 738 ribu ton garam rakyat yang tidak terserap oleh industri kita. Ini agar dipikirkan solusinya, sehingga rakyat garamnya bisa terbeli," kata Presiden.

Baca juga: Stok Impor Garam Membludak, Garam Petani Lokal Tidak Terserap

Jokowi meminta agar jajarannya memerhatikan ketersediaan lahan produksi dan meminta agar integrasi dan ekstensifikasi lahan garam rakyat di 10 provinsi dipercepat. Selain itu, Presiden juga mendorong upaya agar produktivitas dan kualitas garam rakyat meningkat.

"Artinya, penggunaan inovasi teknologi produksi terutama Washing Plant harus betul-betul kita kerjakan sehingga pasca produksi itu betul-betul bisa memberikan ketersediaan terutama dalam gudang penyimpanan," ungkapnya.

Baca juga: Harga Garam Anjlok, Petambak pun Hilang Gairah

Presiden dalam rapat tersebut selain menyoroti kebutuhan garam yang selalu impor, juga menyoroti rendahnya kualitas garam rakyat sehingga tidak memenuhi standar untuk kebutuhan industri.

"Sekali lagi, persiapan pengembangan hilirisasi industri garam harus betul-betul dikerjakan dengan kemudian mengembangkan industri turunannya," tandasnya. (johara/tha)

Berita Terkait

Impor Lagi Garam Lagi

Selasa 23 Mar 2021, 06:00 WIB
undefined
News Update