Hinaan Pembangkit Semangat

Senin 05 Okt 2020, 09:45 WIB

DULU itu anak bodohnya kebangetan, sekolah nggak naik-naik. Sekalinya naik disebut  ‘naik terbang’, naik terpaksa. Dia pun selalu mendapat cercaan dan hinaan. Tapi, siapa sangka ketika di jenjang SMA dia jadi nomor satu? Dan dalam masa kuliah dia sudah punya penghasilan ratusan juta perbulan?  

Lalu bagaimana sekarang? Ya, dalam usia masih belia, seiring pendidikannya yang cemerlan, sudah punya enam usaha pendidikan motivasi. Dan bisa bayangkan, dia juga meraih keuntungan finansial yang luar biasa.

Begitulah kehidupan, kata orang, seperti roda yang berputar. Kadang di atas, dan kadang juga ada di bawah. Dulu, boleh miskin, tapi kini kaya raya, dan sebaliknya. Ada yang dulu tajir melintir, sekarang miskin melintir juga karean kesombongannya.

Ya, cerita di atas hanya sekadar ilustrasi perjalanan manusia. Yang bisa juga terjadi kepada siapa saja, tanpa pilih-pilih bulu. Jadi kalau yang sekarang lagi di atas roda, tajir melintir janganlah ada sombong. Apalagi kekayaan yang mereka dapat dari usaha haram.

Pejabat yang koruptor, megeruk harta milik negara. Karena kalau yang begitu, mau korupsi, mah gampang.  Seorang pegawai rendahan saja, OB misalnya, bisa punya duit ratusan juta.

Malah di satu kementerian , dulu ada kurir yang berpenghasilan ratusan juta. Bayangkan saja, itu kurir bisa mengubah berkas perkara , orang dihukum jadi vonis bebas?  Sampai ada yang menyebut; pangkat boleh ‘kopral’, tapi rezeki jenderal!

Tentu saja yang kayak begitu jangan ditiru. Biar orang menghina karena masih tetap miskin, ya usaha yang halal. Jadi boleh saja orang menghina, silakan.

Kalau bisa hinaan itu sebagai cambuk untuk berusaha lebih ulet, tunjukan pada dunia bahwa ‘saya bisa sukses, tanpa main kotor alias jadi koruptor! (massoes)

Berita Terkait

Mbah Bro, Ingat Sudah Tuwir…!

Kamis 08 Okt 2020, 09:45 WIB
undefined
News Update