AIR keruh, biasanya ada banyak ikan kelenger di situ. Oleh sebab itu, orang dengan leluasa dan menanggok atau memancing. Dan bisa saja dapat dengan cepat. Memanfaatkan situasi begitu, tentu saja ini dilakukan bagi orang-orang yang mau cari keuntungan bagi kelompok dan diri sendiri. Nggak peduli orang lagi sengsara. Memancing di air keruh, begitu kata pepatah.
Keadaan yang kayak begitu sekarang ini sedang terjadi, gegara Covid dan masalah lain yang berkaitan dengan politik. Momen September, G30S/PKI, di mana bangsa Indonesia selalu dirongong oleh gerakan-gerakan yang memorak-porandakan negeri ini. Maka, bagi yang berpolitik, inilah saatnya menggodok kembali peristiwa tersebut, dan soal mengolahnya bagaimana? Tanyakan sajalah pada mereka para ahlinya. Oke.
Tapi bolehlah kita perhatian karena saat seperti ini ada saja kejadian yang nggak masuk akal. Dari meneror para kiai,menghina agama, terutama Islam, merusak tempat ibadah dan merobek Al Quran. Dan ucapan yang nggak pantas. Caci maki ini begitu saja, dan banyak keributan.
Nah, keributan juga sudah diterjadi di beberapa tempat. Kelihatannya yang ribut juga kelompok itu juga dengan sebab musabab yang itu juga. Makanya nggak abis mikir, kayakanya sengaja bikin was- was warga saja.
Cobalah yang biasa mancing sekarang letakan alat pancingnya. Lalu, mari bernapas, berpikir jernih, dan jernihkan air yang sedang keruh, berarti jernih sejernih-jernihnya.
Nah, kalau sudah jernih, kalau pun ditiup angin akan terlihat riak-riak gelombang kecil, nggak berbahaya. Itu indah.
Kalau ada yang mau mancing, ya silakan di air yang tenang. Tapi, jangan lupa air yang tenang juga menghanyutkan. Jadi, ya hati-hatilah jangan sampai tenggelam! (massoes)
