ADVERTISEMENT

Gara-gara Curhat Jadi CLBK Suami Tidak Diacuhkan Lagi

Sabtu, 3 Oktober 2020 07:30 WIB

Share
Gara-gara Curhat Jadi CLBK Suami Tidak Diacuhkan Lagi

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

GARA-gara Prapti (35), suka curhat pada mantan pacar, rumah tangganya jadi berantakan. Dia suka umbar persoalan “dalam negri” pada Windu (40), sehingga sang suami Adi Samardi (38), lama-lama jadi cemburu karena lalu dinomerduakan. Klimaksnya, Adi membawa kasus ini ke Pengadilan Agama.

            Putus cinta atau kasih tak sampai, ibaratnya tentara sedang tiarap di medan perang. Jika ada peluang dia pasti akan bangkit dan menembak. Begitu juga dalam soal cinta. Ketika orang yang dicintai diambil orang, ya tiarap dulu. Tapi bila ada peluang, dia akan bangkit sampai kemudian kekasih lama itu diajak “tiarap” di ranjang. Maka jika sudah bahagia dengan suami atau istri sekarang, hindari dekat dengan si mantan.

            Seperti Prapti warga kota Surabaya ini, menikah dengan Adi Samardi sebetulnya bukan target, tapi sekedar pelarian semata. Dulu dia sudah pacaran lama dengan Windu, tapi perjalanan nasib mengharuskan keduanya berpisah. Dan ketika Windu kemudian menikah dengan perempuan lain, sebagai pelarian dia kemudian menikah dengan Adi Samardi yang sebetulnya bukan tipe idealnya.

            Sesuai dengan namanya, Adi Samardi pekerjaannya memang samar-samar alias nggak jelas. PNS bukan swasta juga bukan. Ada yang menyebut konsultan, tapi konsultan apa juga samar-samar. Kalau konsultan politik semisal Eep Saefullah Fatah, jelas penghasilannya besar. Ide-idenya bisa membelokkan nasib rakyat sebuah provinsi. Lha kalau Adi Samardi ini konsultan apa, wong dapat duitnya kadang-kadang, buat makan sehari-hari saja pas-pasan jika tak mau disebut nyenen kemis.

            Ketika beberapa anak sudah lahir, ekonomi keluarga Adi Samardi mulai kedodoran. Ditambah Corona lagi, benar-benar jadi ngedrop. Maka Prapti suka uring-uringan, kebutuhan tetap banyak tapi penghasilan suami tak menentu.

            Dalam tekanan ekonomi seperti itu, tiba-tiba dia ketemu Windu mantan kekasih yang kini kembali ke Surabaya. Keduanya lalu asyik ngobrol ngalor ngidul. Baik melalui HP maupun tatap muka langsung, tapi tetap jaga jarak. Celakanya, Prapti suka keblasan dalam obrolannya. Bukan lagi ngobrol tapi curhat tentang situasi “politik dalam negeri”-nya meski nggak pernah direcokin KAMI.

            Tapi Prapti memang orangnya pede banget. Ngobrol di telpon bersama mantan doi, juga berani di depan suami. Ketika ditanya siapa dia, juga terus terang bahwa Adi Samardi adalah kekasihnya dulu, tapi gagal ke pelaminan. Bukan ditolak massa, ya memang belum jodoh saja.

            Yang bikin Adi Samardi tersinggung, sejak itu Prapti suka membanding-bandingkan dengan Windu. Mantan kekasih itu dulu tak banyak bicara, tapi rajin bekerja. Sedangkan Adi Samardi, rajin bicara tapi malas kerja. “Maka sampeyan penghasilannya tak pernah besar, karena ngomong doang.” Kata Prapti blak-blakan dan menyakitkan.

            Ketika belakangan Prapti sering pergi dengan alasan ketemu teman-teman, dia mulai curiga. Masak di musim Covid-19 kok malah ngelayap melulu, ini kan melanggar peringatan BNPB agar lebih banyak di rumah. Saking penasarannya, ketika suatu saat HP istri ketinggalan, dibukalah segala isinya. Ternyata di situ banyak pesan-pesan janjian ketemu di mana dan kapan.

            Maka Adi Samardi marah besar. Ketika pulang Prapti langsung disidang, mau kelayapan terus atau ngurus anak di rumah. Ternyata itu hanya dipatuhi seminggu dua minggu. Habis itu kumat lagi. Maka yakin istrinya nggak bisa diurus, Adi Samardi mendaftarkan gugatan cerai  ke Pengadilan Agama Surabaya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT