Konflik di Polres Blitar, Kadiv Humas Polri: Keduanya Akan Dievaluasi

Jumat 02 Okt 2020, 13:55 WIB
Kadiv Humas Polri, Irjen Argo Yuwono.(ist)

Kadiv Humas Polri, Irjen Argo Yuwono.(ist)

JAKARTA - Konflik Kapolres Blitar AKBP Ahmad Fanani Eko Prasetya dengan anggotanya Kasat Sabhara Polres Blitar AKP Agus Tri Susetyo akan di evaluasi Polda Jawa Timur (Jatim).

Konflik akibat teguran panjang rambut tersebut hingga kini masih dilakukan penyelidikan oleh  tim penyidik Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Jatim. 

"Pengaman Internal (paminal) Polda Jatim sudah diturunkan ke Blitar untuk klarifikasi kasus teresebut," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Argo Yuwono, Kamis (1/10/2020).

Menurutnya, AKP Agus dan AKBP Fanani, serta anggota lain yang mengetahui kejadian tersebut akan dimintai keterangan oleh Propam. 

Akibat kasus itu, AKP Agus dimutasi ke Polda Jatim. Argo sendiri tidak menjelaskan evaluasi apa yang akan diberikan oleh Propam terhadap kedua personelnya tersebut.

Sebelumnya, permasalahan tersebut mencuat ketika AKP Agus mengajukan pengunduran diri dari anggota Polri. Ia datang ke Polda Jatim dengan membawa surat pengunduran dirinya lantaran mengaku kerap dimarahi Kapolres.

Dari keterangan AKBP Fanani, konflik tersebut berawal saat  ia menegur anggota Sabhara Brigadir H yang rambutnya panjang. Namun, AKP Agus membela anak buahnya sehingga dimarahi Kapolres lantaran tidak bisa mengatur anak buahnya. 

"Saya tegur dia karena rambut anak buahnya panjang, dia tidak terima. Waktu di Kediri dia juga di tegor dan tidak terima lalu buat surat (ingin mengundurkan diri), eh ngak jadi," kata Fanani, Kamis (1/10/2020).

Menurut Fanani, anggotanya tersebut saat menjabat Kasat Sabhara banyak masyarakat yang tidak suka, lantaran hendak menambang pasir ditempatnya tugas, namun di larang oleh warga setempat.

"Orang pas dia menjabat masyarakat tidak ada yang suka sama dia. Sampai-sampai dia mau nambang pasir di tempat dia kerja di larang masyarakat. Apa artinya itu mas ? tanya Fanani.

Dikatakan, anggotanya tersebut dalam kondisi stres lantaran banyak permasalahan yang terjadi di keluarganya. 

"Dia stres, anaknya yang maju menjadi caleg gak jadi, namun keluar uang banyak. Akibatnya, rumah digadaikan dan kini hendak disita bank. Belum lagi istrinya juga makan uang koperasi dan disuruh ganti," tukas Fanani. (ilham/tri)

News Update