ADVERTISEMENT

Pilkada Serentak dan Penanganan Pandemi Harus jadi Prioritas Utama

Kamis, 1 Oktober 2020 10:17 WIB

Share
Pilkada Serentak dan Penanganan Pandemi Harus jadi Prioritas Utama

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA - Kesuksesan penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 di 270 daerah dan keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 harus sama-sama menjadi prioritas utama, kata Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.

Karenanya, setiap elemen masyarakat harus bertanggungjawab dan berkontribusi sesuai peran dan kemampuan masing-masing.

"Dengan adanya pandemi, tentunya tantangan yang dihadapi dalam penyelenggaraan Pilkada 2020 akan semakin pelik. Apalagi dengan heterogenitas dan kemajemukan bangsa kita, banyak faktor yang dapat memicu lahirnya konflik horisontal. Kontestasi politik di tengah himpitan kondisi perekonomian di masa pandemi, akan sangat mudah dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab," kata Bamsoet, saat menjadi keynote speaker secara virtual dalam Diskusi 'Pilkada Berkualitas dengan Protokol Kesehatan: Utopia atau Realita?' yang diselenggarakan LHKP PP Muhammadiyah dari ruang kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Rabu (30/9/2020).

Acara yang dihadiri oleh Mantan Ketua KPK Busyro Muqoddas, Ketua DPR RI ke-20 dan Dewan Pakar KAHMI ini menilai meskipun Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan berbagai pihak terkait telah melakukan segala daya dan upaya demi terselenggaranya Pilkada melalui penerapan protokol kesehatan, namun kebijakan penyelenggaraan Pilkada di masa pandemi COVID-19 masih menyisakan beberapa potensi persoalan.

Misal,  tingkat partisipasi pemilih, kedisiplinan penerapan protokol kesehatan, kualitas penyelenggaraan Pilkada, ketersediaan dukungan sumberdaya serta ketidakpastian implementasi Pilkada.

"Dengan masih tingginya angka persebaran Covid-19 dan belum tersedianya vaksin dalam waktu dekat, masih banyak masyarakat yang enggan dan merasa was-was untuk beraktivitas di area publik. Apalagi dalam konteks Pilkada yang melibatkan mobilisasi orang dalam skala besar di tempat pemungutan suara. Perlu sosialisasi yang memadai untuk memotivasi dan meyakinkan pemilih bahwa penyelenggaran Pilkada telah didesain sedemikian rupa sehingga aman dari resiko terpapar Covid-19," kata Bamsoet.

Hal lain yang perlu mendapat perhatian, lanjut Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini adalah kedisiplinan penerapan protokol kesehatan. Meskipun pemungutan suara baru akan dilaksanakan pada bulan Desember 2020, namun berbagai tahapan pemilihan tentunya sudah berjalan pada bulan-bulan sebelumnya.

Bamsoet mengingatkan, guna mewujudkan penyelenggaraan Pilkada yang aman dari potensi persebaran Covid-19 di setiap daerah, diperlukan dukungan sumberdaya yang memadai. Semisal, kebutuhan alat perlindungan diri (APD), penyediaan rapid test atau RT-PCR, dukungan tenaga medis, sarana dan prasarana penunjang yang pastinya berujung pada ketersediaan dukungan anggaran.

"Perlu dipastikan kemampuan KPU dalam penyediaan sumberdaya tersebut, mengingat setiap daerah mempunyai kemampuan dukungan sumberdaya yang berbeda-beda. Menurut data Kementerian Dalam Negeri per bulan Juni 2020, untuk pelaksanaan Pilkada Serentak di masa pandemi, dari 270 daerah yang akan menyelenggarakan Pilkada, hanya ada 76 daerah yang menyatakan tidak memerlukan tambahan anggaran dari APBN maupun APBD," tutur Bamsoet. (rizal/tri)

ADVERTISEMENT

Reporter: Tri Haryanti
Editor: Tri Haryanti
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT