JAKARTA – Tangani pasien Covid-19, Unit Pengelola Angkutan Sekolah (UPAS) Dinas Perhubungan DKI Jakarta, siapkan anggota khusus, yang bersiaga untuk mengangkut warga yang terkonfirmasi ke sejumlah rumah sakit rujukan.
Kepala UPAS Dinas Perhubungan (Dishub) Ali Murthado mengatakan, untuk membantu penanganan Covid-19 ini, pihaknya menyiapkan 10 unit bus. Dimana kendaraan itu sudah dimodifikasi guna mengangkut pasien terkonfirmasi ke tempat isolasi.
"Di setiap unit itu sendiri kami siapkan tim khusus yang masih berusia muda dan produktif, " katanya, Rabu (30/9/2020).
Tim itu kata Ali, akan bergerak melakukan pemindahan pasien berdasarkan permintaan Puskesmas di masing-masing Kecamatan. Dan begitu semua siap, tim akan langsung menuju ke lokasi penjemputan yang biasanya dilakukan di puskesmas.
"Kami sendiri fokuskan mengangkut pasien yang tanpa gejala atau OTG dan kami kirim ke wisma atlet," ujarnya.
Selain melayani penjemputan di puskesmas, kata Ali, pihaknya juga menjemput di lokasi berbeda-beda. Mulai dari penjemputan di rumah pasien hingga ke yayasan yang semua merupakan permintaan dari puskesmas. "Sebelumnya di yayasan yatim piatu, wisma tempat mahasiswa. Pokoknya kita mengikuti permintaan Puskesmas," ujarnya.
Agar penanganan dapat berjalan baik, kata Ali, pihaknya memiliki standar operasional prosedur (SOP) dalam proses evakuasi hingga tiba di RS rujukan. Dimana dari awal penjemputan, bus UPAS harus tiba di lokasi penjemputan tidak lebih dari dua jam setelah tim Puskesmas meminta bantuan evakuasi.
"Bus itu kan ada pengawalan, kita sudah bagi tim. Jadi satu tim itu minimal tujuh orang, ada yang tugasnya mensurvei tempat, kemudian berkoordinasi dengan lokasi evakuasi," terangnya.
Bahkan, sambung Ali, ada juga anggota yang bertugas memasang dan mencopot alat perlindungan diri (APD). Satu tim juga disiapkan mengawal bus dari lokasi penjemputan hingga RS rujukan.
"Bahkan ada satu anggota yang bertugas melakukan penyemprotan disinfektan terhadap armada dan awak bus yang bertugas. Jadi jumlah maksimal satu tim 11 orang," ungkapnya.
Karena banyaknya permintaan, lanjut Ali, pihaknya harus menyiagakan tim itu 24 jam. Sehingga untuk meringankan mereka, jam kerja dibagi menjadi tiga shift. "Untuk proses evakuasinya sendiri 24 jam, tergantung permintaan tim medis. Beberapa kali kita evakuasi pasien pukul 02.00 WIB," pungkasnya. (ifand/tri)