Masyarakat Cenderung Abai Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak

Selasa 29 Sep 2020, 05:45 WIB
Tangkapan layar Talkshow Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dan Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo di BNPB Jakarta, Senin (28/09/2020) / youtube BNPB

Tangkapan layar Talkshow Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dan Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo di BNPB Jakarta, Senin (28/09/2020) / youtube BNPB

JAKARTA- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan meskipun 92 persen masyarakat mengaku patuh memakai masker, namun masih banyak dari mereka justru abai dalam mencuci tangan dan menjaga jarak.

Hal ini terungkap berdasarkan hasil survei BPS terhadap 90.967 responden di Indonesia pada 7-14 September 2020.

"Bahwa persentase responden yang menggunakan masker mencapai 92 persen. Ini tentu menggembirakan. Tetapi kalau kita lihat kepatuhan untuk mencuci tangan masih 75 persen. Demikian pula angka kepatuhan menjaga jarak pun demikian, " ujar Suhariyanto di kanal YouTube resmi BNPB, Senin (28/09/2020).

Berdasarkan temuan survei itu, kata dia, perlu adanya sosialisasi lebih dalam lagi kepada masyarakat mengenai pentingnya penerapan mencuci tangan dan menjaga jarak.\

"Sebab perilaku 3M ini idealnya berjalan secara paralel," kata Suhariyanto.

Baca juga: Dokter Reisa: Untuk Memutus Mata Rantai Covid-19, Pemerintah Bertugas 3T, Masyarakat 3M

Sementara itu, Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Doni Monardo mengatakan, melalui survei ini Satgas bisa mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan masyarakat terhadap ancaman COVID-19.

"Kita perlu mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan masyarakat terhadap ancaman virus COVID-19 ini. Dan kira-kira apa saja yang menjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan ketentuan terhadap suatu protokol kesehatan,” jelasnya di tempat yang sama. 

Doni menegaskan bahwa masyarakat merupakan garda terdepan dalam melawan Covid-19 ini.

"Masyarakat sebagai garda terdepan, sebagai ujung tombak dalam pencegahan. Karena kalau tidak ada upaya maksimal dalam proses pencegahan, maka rumah sakit akan banyak terisi oleh pasien COVID-19. Tenaga kesehatan merupakan benteng terakhir kita,” sambung Doni. (Mita/tha)

Berita Terkait
News Update