Pakar Ini Minta Masyarakat Jangan Terlalu Berekspektasi Pada Vaksin

Minggu 27 Sep 2020, 06:30 WIB

JAKARTA - Sejumlah ahli meminta masyarakat untuk tidak terlalu berekspektasi terhadap vaksin Covid-19. Hal ini disebabkan, vaksin belum bisa dipastikan keberhasilannya dan jumlahnya yang terbatas. 

Kepala Eksekutif Lipotek, Pengembang Sistem Drug Delivery dan Vaksinologi, Ines Atmosukarto mengatakan vaksin Covid-19 tidak bisa diprediksi keberhasilannya 

"Vaksin itu tidak bisa diprediksi berhasil atau tidak. Sejauh ini semua calon vaksin berhasil menimbulkan imunitas dan merangsang respon imun. Ada 8 dari 9 vaksin yang sedang uji klinis fase 3 dinyatakan berhasil. Namun, apakah berhaisl membentuk anti bodi di manusia?" Jelas dia dia Obrolan Kawa, Sabtu (26/09/2020) malam. 

Ines melanjutkan, "Melalui pengujian, terlihat antibodi yang ada memang bisa menetralisir virus, namun masih di tabung, belum di tubuh manusia. Pada uji klinis fase 3 itu bisa dilihat efeknya di manusia, " lanjut dia. 

Ines menegaskan, pihaknya tidak dapat memastikan kapan vaksin bisa dinyatakan layak edar. "Kapan vaksin selesai? kita melihat protokol uji klinis, kalendernya juni 2021," kata dia. 

Di sisi lain, mantan Ketua Bidang Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Prof. dr. Akmal Taher mengatakan pemerintah sedang berusaha mempercepat sistem. 

"Usaha pemerintah sebenarnya percepatannya luar biasa. Contoh pada claon vaksin Sinovac, prosedur-prosedur yang bisa dijalankan di Badan POM, dipercepat. Hal ini membuat banyak yang optimis bahwa akhir Desember 2020 sudah ada vaksin. Namun tidak berani janji. Semuanya dengan catatan, kalau lancar. Sekarang kan masa critical (uji klinis fase 3),"ungkap Prof Akmal di acara yang sama. 

Prof. Akmal menambahkan, pun jika vaksin selesai di akhir tahun, jumlahmya akan terbatas, "Memang betul kemungkinan baru ada 10 juta (vaksin). Jadi siapa yang dapat duluan? Masyarakat mesti tau, kalau misalkan Januari 2021 sudah ada vaksin, belum tentu dia yg dapat. Kita perlu memanajemen ekspektasi masyarakat terhadap vaksin," tegas dia. 

Sementara itu, Senior Advisor Gender and Youth WHO Indonesia, Diah Saminarsih mengatakan WHO juga saat ini tengah berupaya memanajemn ekspektasi masyarakat dunia. 

"Setiap negara berlomba untuk mendapatkan vaksin. Supaya tidak terjadi rebutan, maka Membbuat Covac. Annatinya akan diatur siapa yang lebih berhak mendapatkan vaksin lebih dulu," kata Diah. 

Diah juga menegaskan masyarakat untuk tidka terlalu berekspektasi, karena semua hal bisa terjadi dalam uji klinis fase 3 ini. (Mita/win) 

News Update