Vladimir Putin Dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian

Jumat 25 Sep 2020, 08:15 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin. (ist)

Presiden Rusia, Vladimir Putin. (ist)

RUSIA - Kantor Berita Rusia, TASS, melaporkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian 2021.

Juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengatakan bahwa pencalonan tidak datang dari Kremlin. Melainkan, menurut TASS, sekelompok penulis Rusia yang dipimpin oleh Sergey Komkov mengajukan pencalonan orang terkuat di Rusia tersebut ke Oslo, Norwegia pada 10 September lalu.

"Ini adalah inisiatif dari mereka yang mengajukan nominasi. Jika keputusan ini dibuat yakni untuk memberikan hadiah kepada Putin itu bagus. Tapi jika tidak, ya tak masalah juga," kata Peskov, Kamis (24/9/2020).

Baca Juga : Besok, Vladimir Putin dan Kim Jong-un Dipastikan Bertemu

Baca Juga : Vladimir Putin: Intervensi ke Ukrania "Misi Kemanusiaan"

Baca Juga : Vladimir Putin Tuntut Belanda Minta Maaf

Pada 2013, Putin dinominasikan untuk hadiah yang sama oleh anggota parlemen Kobzon, yang lebih dikenal sebagai Frank Sinatra Rusia, serta  Akademi Internasional Persatuan Spiritual dan Kerja Sama Rakyat (the International Academy of Spiritual Unity and Cooperation of People). Mereka menominasikan Putin atas partisipasi dalam menyelesaikan konflik Suriah dan mencoba menghentikan invasi militer AS ke Suriah.

Pekan lalu, menurut seorang ilmuwan Rusia yang bekerja di Universitas Rutgers, Sergei Erofeev, mengatakan bahwa kritikus Putin, Alexei Navalny juga dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian oleh sekelompok profesor universitas di Rusia.

Baca Juga : Greta Thunberg, Remaja 16 Tahun Dinominasikan Raih Nobel Perdamaian

Navalny, yang saat ini sedang dalam pemulihan setelah diracuni oleh seorang agen saraf era Soviet, Novichok, pada Rabu (23/9) kemarin mengejek Putin karena mengatakan bahwa Navalny telah meracuni dirinya sendiri.

Presiden Trump juga dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian oleh seorang pejabat Norwegia awal bulan ini karena membantu menengahi kesepakatan damai antara Israel dan Uni Emirat Arab dan Bahrain. (talitha/ys)

Berita Terkait

News Update