Kritisi Dana Abadi Riset Iptek, PKS Singgung Anggaran Influencer

Jumat 25 Sep 2020, 11:19 WIB
Ilustrasi riset Iptek. (freepik)

Ilustrasi riset Iptek. (freepik)

JAKARTA - Pemerintah diingatkan agar anggaran dana abadi riset Iptek dari Rp3 triliun menjadi Rp5 triliun. DPR menilai peningkatan anggaran ini perlu direalisasikan agar riset Iptek dapat berkontribusi optimal dalam pembangunan daya saing bangsa. 

Sebagaimana diamanatkan dalam dalam UU No. 11 tahun 2019 tentang Sistem Nasional Iptek, pada Pasal 62 ayat (1) disebutkan, Pemerintah membentuk dana abadi Penelitian, Pengembangan, Pengkajian dan Penerapan untuk menghasilkan Invensi dan Inovasi, maka sudah sepatutnya Pemerintah menyediakan anggaran yang layak untuk menunjang kegiatan riset Iptek.

Anggota Komisi VII DPR, Mulyanto mengingatkan, alokasi anggaran riset Iptek ini jangan dipandang sebagai biaya tapi harus dilihat sebagai investasi membangun daya saing bangsa. Tanpa dukungan anggaran yang memadai maka kegiatan riset Iptek tidak bisa maksimal. 

"Jadi, mana mungkin keunggulan kompetitif bangsa ini bisa sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia, kalau pemerintah kurang perhatian terhadap pembangunan sektor riset dan teknologi ini," kata Mulyanto, Jumat (25/9/2020).

Baca juga: Ekonom Sebut Penguatan Rupiah Karena Ada Perkembangan Vaksin Covid -19

Mulyanto menyayangkan pemerintah kurang memperhatikan pentingnya kegiatan riset Iptek ini. Hal tersebut terlihat dari alokasi anggaran untuk riset yang sangat kecil dibanding anggaran belanja barang-barang hasil riset negara lain. 

Mulyanto mencontohkan, anggaran riset vaksin Corona dialokasikan hanya sekitar Rp10 miliar, sedangkan anggaran untuk pembelian vaksin  impor bisa mencapai Rp25 triliun.

"Bahkan dibandingkan dengan anggaran influencer di media sosial saja, anggaran untuk riset vaksin ini kalah jauh. Sebagai mantan peneliti saya merasakan betul sulitnya melakukan riset Iptek karena keterbatasan anggaran. Inovasi yang dihasilkan jadi kurang maksimal karena tidak ada dukungan pendanaan," kata mantan Sekretaris Kemenristek ini. 

Baca juga: Anggaran Rp.90,45 Miliar Untuk Jasa Influencer, Efektifkah?

Mulyanto mengingatkan bahwa di Indonesia banyak peneliti hebat. Kualitas dan kapasitas keilmuannya tidak kalah dibanding peneliti asing. Sayangnya peneliti-peneliti itu tidak didukung dengan anggaran yang memadai dalam melaksanakan riset Iptek. Sehingga tidak jarang peneliti harus bekerjasama dengan lembaga riset luar negeri agar dapat melaksanakan riset secara optimal. 

"Sebenarnya ini sangat memalukan dan merugikan," tegas Mulyanto.  

News Update