JAKARTA - Banjir bandang di Sukabumi, Jawa Barat menelan korban jiwa, dua orang tewas dan satu orang masih dalam pencarian, serta 20 orang luka-luka.
Seperti diketahui, hujan deras yang terjadi Senin sore (21/9), pukul 17:00 WIB berakibat meluapnya Sungai Citarik - Cipeuncit. Saat kejadian, 12 rumah hanyut dan termasuk satu unit mobil ikut tersapu. Selain itu, 83 rumah terdampak banjir yang disertai lumpur.
Raditya Jati, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (22/9) mengatakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi melaporkan perkembangan terkini pada Selasa (22/9), pukul 10.00 WIB, dua warga ditemukan meninggal akibat banjir bandang. Satu warga lainnya masih dalam proses pencarian tim gabungan.
"Data sementara menyebutkan 299 KK terdampak, 210 jiwa mengungsi dan 20 orang luka-luka. Mereka yang mengalami luka-luka sudah dirujuk ke rumah sakit," terang Raditya.
Ia menambahkan Pemerintah Kabupaten Sukabumi masih terus melakukan upaya penanganan darurat. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Sukabumi bersama tim gabungan saat ini terus melakukan pencarian korban hilang. Di samping itu, tim gabungan bersama masyarakat bergotong royong membersihkan sisa lumpur akibat banjir bandang.
BPBD setempat melaporkan Bupati Sukabumi telah meninjau lokasi kejadian dan melihat dampak bencana yang ditimbulkan. Genangan akibat banjir bandang tersebut terpantau telah surut.
TRC BPBD Sukabumi mencatat wilayah yang terdampak di Kabupaten Sukabumi diantaranya di Kecamatan Cicurug, Parung Kuda dan Cidahu. Lima desa yang terdampak di Kecamatan Cicurug antara lain Desa Pasawahan (Kampung Cibuntu), Desa Cisaat (Kampung Cipari), Desa Mekarsari (Kampung Lio dan Nyangkowek) dan Desa Bangbayang (Perum Setia Budi), Kelurahan Cicurug (Kampung Aspol). Sedangkan desa terdampak di Kecamatan Parung Kuda berada di Desa Langensari (Kampung Bojong Astana) dan Desa Kompa (Kampung Bantar). Pusdalops BNPB masih memonitor situasi pascabanjir bandang di tiga kecamatan terdampak.
Sementara itu, BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca wilayah Provinsi Jawa Barat pada 22 dan 23 September 2020 masih berpotensi hujan dengan disertai kilat atau petir dan angin kencang.
Masyarakat diimbau selalu waspada terhadap potensi bahaya hidrometeorologi seperti angin kencang atau angin puting beliung, banjir, banjir bandang dan tanah longsor. (johara/tha)