Atasi Banjir Luapan Kali Sunter, Pemkot Jaktim Bangun Sodetan ke Waduk TIU

Selasa 22 Sep 2020, 19:45 WIB
Walikota Jakarta Timur, Muhammad Anwar saat mengecek lokasi sodetan. (ist)

Walikota Jakarta Timur, Muhammad Anwar saat mengecek lokasi sodetan. (ist)

JAKARTA - Upaya untuk mengatasi genangan dan banjir terus dilakukan pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur. Salah satunya ialah pembuatan sodetan kali Sunter untuk dialirkan ke waduk TIU, di kawasan Setu, Cipayung, Selasa (22/9).

Walikota Jakarta Timur, Muhammad Anwar mengatakan, upaya yang dilakukan pihaknya untuk mengantisipasi banjir dan genangan pada musim hujan. Harapannya, air yang mengalir di kali Sunter bisa dialihkan sementara ke waduk TIU.

"Jadi air ditampung dulu di waduk, sebelum mengalir ke hilir Kali Sunter," katanya, Selasa (22/9).

Dikatakan Anwar, upaya tersebut dilakukan setelah diketahui ada sodetan lama yang tidak berungsi. Karena itu pihaknya akan memberbaiki, sehingga saat volume air di Kali Sunter tinggi bisa langsung mengalir ke waduk TIU.

"Karena dengan upaya ini diharapkan dapat mengatasi banjir di wilayah Cipinang Melayu, Pondok Bambu, dan lainnya," ujar Anwar.

Anwar menambahkan, sejauh ini pihaknya terus berupaya mengantisipasi banjir dengan berbagai cara. Mulai dari normalisasi sodetan, waduk, saluran kali, sungai, termasuk tali-tali air yang terus dilakukan pembenahan.

“Dulu ada 72 titik rawan banjir dan genangan, mudah-mudahan dengan segala upaya ini bisa mengurangi atau bisa bebas dari genangan dan banjir," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Timur, Santo menambahkan, sodetan lama yang nantinya akan difungsikan kembali merupakan saluran irigasi sawah.

“Sodetan tersebut panjangnya sekitar 100 meter dengan lebar 2 meter, akan segera difungsikan untuk mengurangi luapan kali Sunter," ujarnya.

Melalui berbagai cara yang dilakukan, Santo berharap sodetan bisa kembali berfungsi. Dengan begitu aliran Kali Sunter ke waduk TIU menjadi lancar.

"Pengerjaan dikerjakan selesai seminggu dari hari ini, karena dilakukan secara manual dan alat berat tidak bisa masuk karena keterbatasan lahan,” pungkasnya. (Ifand/tha)

Berita Terkait

News Update