Ketika Terdesak Ekonomi, Manager Muda Dimutilasi

Senin 21 Sep 2020, 10:00 WIB
Dua pelaku mutilasi Rinaldi Harley saat menghujani korban dengan tusukan dalam rekonstruksi yang digelar Polda Metro Jaya. (ilham)

Dua pelaku mutilasi Rinaldi Harley saat menghujani korban dengan tusukan dalam rekonstruksi yang digelar Polda Metro Jaya. (ilham)

Oleh: Iwan Sukmawan

KISAH manager muda dibunuh dan mayatnya dipotong 11 bagian menghentak publik. Mutilasi dilakukan pasangan kumpul kebo Djumadil Al Fazri 26 dan Laeli Atik Supriyatin,27, disebut polisi telah direncanakan, tapi tidak terindikasi mengalami gangguan kejiwaan apalagi disebut psikopat.  Sejoli memotong-motong mayat korban sebagai aksi  spontanitas untuk  menghilangkan jejak.

Dari kesimpulan penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya itu patut diduga ada dua kemungkinan pasangan kumpul kebo ini melakukan mutilasi. Pertama, kedua pelaku khawatir ditangkap bila meninggalkan  korbannya secara utuh. Mereka  berpikir bila meninggalkan jejak, pembunuhan itu pasti terungkap. Sebab itu, menghilangkan jejak dengan sengaja mencacah-cacah jasad korban, polisi akan  sulit mencari jejak korban dan  pelaku.

Kedua, kemungkinan yang paling  besar adalah  keduanya  panik  habis menghabisi nyawa orang. Tak ingin perbuatannya terbongkar, pasangan ini memotong-motong jasad korbannya.  Berbeda dengan kasus Very Idham Henyansyah alias Ryan si ‘Jagal dari Jombang’. Selama kurun 2016-2018, dia membunuh 11 kekasihnya sesama jenis lalu memutilasi  korbannya di Jombang dan di Depok.

Hasil penyidikan polisi dan sejumlah pakar sosiolog, psikolog, kedokteran dan hukum  menyimpulkan  Ryan mengidap psikopat. Pada April 2009, majelis hakim PN Depok menjatuhkan vonis hukuman mati kepada si ‘ Jagal dari Jombang tersebut. Apa pun dalih pembunuhan tersebut, pelaku  disebut pembunuh berdarah dingin dan sadis.

Kembali ke kasus pasangan kumpul kebo tersebut, pemicu keduanya menghabisi nyawa manager muda itu sangat kental dipengaruhi kebutuhan ekonomi yang mendesak. Masa pandemi Covid-19 memberikan efek bagi aspek psikologis individu. Banyak perubahan yang dialami membuat individu harus beradaptasi. Sebagian mengalami tekanan  ekonomi lantaran berkurangnya pendapatan hingga kehilangan pekerjaan.

Pada akhirnya  memunculkan stres dan masalah psikis lainnya. Pada individu yang rentan terhadap stres bisa memunculkan perilaku negatif salah satunya tindakan  kekerasan terhadap orang lain. Munculah beragam kejahatan, seperti penjambretan, pencurian, penipuan, hingga perampokan.

Berita Terkait

News Update