Alert! Rekor Baru Kasus Covid-19 Tambah 4.168, Dokter Reisa Minta Masyarakat Lakukan Hal Ini

Sabtu 19 Sep 2020, 15:52 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro. (ist)

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro. (ist)

JAKARTA - Penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia kembali mencatatkan rekor, Sabtu (19/9/2020). Angkanya melonjak drastis yakni 4.168 orang, sehingga secara nasional angka positif menjadi 240.687 kasus.

Sementara itu, angka kematian akibat Covid-19 juga mengalami peningkatan sebanyak 112 orang, sehingga secara keseluruhan menjadi 9.448 orang.

Demikian data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid -19 yang disampaikan pada Sabtu (19/9/2020).

Sementara, kabar gembira juga muncul dengan adanya penambahan pasien sembuh sebanyak 3.576 orang, sehingga total pasien sembuh secara nasional menjadi 174.350 orang.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro mengatakan, penambahan pasien sembuh per 18 September 2020 di Indonesia tercatat paling tinggi sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada Maret lalu. Hari ini angka kesembuhan menembus 4.088 kasus.

"Saat ini angka kesembuhan semakin baik. Recovery rate berada di kisaran 71 persen, artinya 7 dari 10 orang yang terpapar dari Covid-19 telah sehat dan produktif kembali," ungkap dr Reisa di Kantor Presiden, Jumat (18/9/2020).

Total pasien sembuh sudah mencapai 170.774 kasus. Sementara untuk kasus aktifnya ada 56.409 kasus. Reisa juga menyatakan, dari data-data itu menunjukkan bahwa saat ini pasien positif yang sedang dirawat kurang dari sepertiga total kasus yang ada. Sekadar mengetahui, kasus aktif itu adalah jumlah pasien yang saat ini dalam perawatan atau isolasi.

Karenanya kondisi baik ini harus dipertahankan dan ditingkatkan. "Yang utama bagi kita semua adalah memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Mari terus biasakan diri dengan menerapkan protokol kesehatan yang benar," imbaunya.

Dia menekankan penyebaran Covid-19, pemerintah telah melaksanakan langkah 3T yaitu testing, tracing dan treatment. Dalam konteks tracing atau pelacakan, Kemenkes telah menemukan lebih dari 1000 klaster.

Klaster sendiri dapat terjadi di rumah, tempat kerja, atau di tempat kerumunan lainnya. Biasanya diawali salah satu orang yang positif dan tidak menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Lalu menularkan orang-orang di sekitarnya.

"Klaster bisa terjadi di mana saja, tidak hanya di perkantoran, bisa terjadi di berbagai komunitas termasuk rumah tangga," jelasnya. Ia mengingatkan masyarakat menerapkan 3M, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan.

Berita Terkait

News Update