JAKARTA – Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menilai tidak mudah bagi pihak hotel memutuskan untuk menjadi tempat isolasi pasien Covid-19.
Menurutnya ada sejumlah risiko yang harus dihadapi ketika sebuah hotel memutuskan untuk bergabung. "Bisa memengaruhi citra hotel itu sendiri, selain itu juga dari sisi risiko, sangat berisiko kesehatan untuk karyawan yang melayani, " ujar dia saat dihubungi, Rabu (16/09/2020) malam.
Meski demikian, Hariyadi mengaku anggotanya menengok pada hotel yang mengakomodasi tenaga kesehatan, "Kita belajar banyak dari PSBB (pembatasan sosial berskala besar) di awal (Maret 2020). Saat itu, banyak hotel yang menerima tenaga medis," imbuhnya.
Meski teknis pelayanan pasien Covid-19 di hotel masih dalam pembicaraan, ia mengatakan pihak hotel yakin dan percaya diri.
"Sudah ada pengalaman, jadi sudah lebih tahu apa yang harus dilakukan. Alhamdulillah, kebetulan belum ada karyawan yang terpapar sejauh ini," ungkap dia.
Sebelumnya, pemerintah mengumumkan akan menggandeng sejumlah hotel bintang 2 dan 3 untuk membantu menampung pasien Covid-19 tanpa gejala.
Sementara itu, hingga kemarin pagi (16/09/2020) PHRI mencatat sudah ada 20 hotel yang bergabung untuk melayani pasien Covid-19 jika RSD Wisma Atlet Kemayoran penuh. (mita/tri)
.jpg)
.png)
.jpg)
