ADVERTISEMENT

Politisi DPR Sayangkan Pernyataan Ahok, Menuding Tanpa Dasar dan Merugikan Pertamina

Rabu, 16 September 2020 17:14 WIB

Share
Politisi DPR Sayangkan Pernyataan Ahok, Menuding Tanpa Dasar dan Merugikan Pertamina

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade mempertanyakan statement (pernyataan) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang ramai dibicarakan publik pasca munculnya cuplikan video yang diunggah oleh salah satu channel di YouTube pada Senin (14/9/2020).

Menurut Andre, statement (pernyataan) itu muncul karena Ahok butuh panggung untuk menunjukkan kinerjanya sebagai Komisaris Utama Pertamina, namun sayangnya malah mendiskreditkan dan merugikan Pertamina secara umum.

“Statement-statement Pak Ahok ini membuat gaduh dan cenderung tanpa dasar. Saya paham Pak Ahok butuh panggung, tapi tolong jangan menimbulkan citra negatif untuk Pertamina. Jangan kebanyakan bacot, apalagi Pak Ahok orang dalam Pertamina,”  ungkap politisi asal Sumatera Barat ini, Rabu (16/9/2020)

Anggota Komisi VI Partai Gerindra ini menjelaskan beberapa  statement Ahok yang dinilainya tanpa dasar, seperti mengatakan bahwa Pertamina lebih suka beli blok Migas di luar negeri daripada eksplorasi dalam negeri. Padahal faktanya banyak eksplorasi dalam negeri yang telah dilakukan Pertamina.

“Statement Pak Ahok ini tidak benar. Dalam data yang kami miliki dalam rangka menambah produksi di hulu, pada tahun 2019 Pertamina melakukan pengeboran sekitar 240 sumur eksplorasi dan eksploitasi dengan 800 work over.  Lebih dari 60% investasi di Pertamina adalah untuk Hulu Migas,” kata Andre/

“Bahkan, untuk menambah cadangan, sepanjang tahun 2019 Pertamina melakukan studi seismic di 35 cekungan dengan panjang 31.114 km. Studi seismic yang dilakukan Pertamina ini merupakan studi seismic terpanjang di Asia Tenggara dalam waktu 10 tahun terakhir. Hasil studi seismic sampai menjadi produksi memerlukan waktu paling cepat 7 tahun,” katanya.

Oleh sebab itu, papar Andre, untuk menambah produksi dan cadangan Hulu Migas saat ini diperlukan akuisisi blok hulu migas yang sudah berproduksi, sehingga bisa langsung menambah cadangan dan produksi migas Pertamina.

“Akuisisi yang dilakukan oleh Pertamina di dalam negeri dilakukan pada blok-blok yang sudah habis kontrak PSC-nya. Sedangkan akuisisi di luar negeri dilakukan pada blok-blok  yang sudah berproduksi dan memiliki cadangan yang besar,” jelas Andre.
 
Selain soal eksplorasi blok migas, Ahok juga mengatakan bahwa Pertamina tidak pernah melakukan pembangunan Kilang. Menurut Andre, statement ini tidak benar dan tanpa data. Di tahun 2019, Pertamina membangun beberapa kilang.

“Selama menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina, sudah berapa kali sih Pak Ahok melakukan kunjungan ke kilang-kilang Pertamina? Setahu saya Pertamina telah membangun Kilang Langit Biru Cilacap Tahun 2015 – 2019,” kata Andre.

 Kilang ini sudah mulai beroperasi Juli 2019 yang menambah produksi Pertamax sehingga mengurangi impor BBM. Selain itu, ada Kilang RDMP Balikpapan sudah mulai dibangun sejak April 2019 dan akan selesai pada tahun 2023 sehingga nantinya kapasitas produksi Kilang Balikpapan menjadi 360.000 bpd. 

“Juga ada Kilang Petrokimia di TPPI (revamping Aromatic) yang sudah mulai dibangun sejak tahun 2019, dan akan selesai di tahun 2022,” ungkap Ketua DPD Partai Gerindra Sumatera Barat ini. (rizal/win)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT