Menko Polhukam: Peristiwa Penusukan Syekh Ali Jaber Harus Diusut Tuntas dan Transparan

Senin 14 Sep 2020, 15:32 WIB
Menko Polhukam Mahfud MD. (ist)

Menko Polhukam Mahfud MD. (ist)

JAKARTA -  Peristiwa penusukan Da'i Syekh Ali Jaber di Masjid Falahuddin, Kelurahan Sukajawa, Kecamatan Tanjung Karang Barat (TKB), Kota Bandarlampung membuat  Menko Polhukam Mahfud MD  angkat bicara.

Menko Polhukam Mahfud MD telah meminta seluruh aparat baik aparat keamanan, BNPT, Densus BIN, dan Kepolisian, untuk menyelidiki peristiwa penusukan yang menimpa Syekh Ali Jaber secara tuntas dan transparan.

"Saya sudah menginstruksikan kepada seluruh aparat, baik itu aparat keamanan, maupun intelijen, bahkan saya juga sudah meminta BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) kemudian juga Densus bahkan, saya minta agar BIN bersama kepolisian, agar menyelidiki kasus ini dengan sebaik–baiknya dan setransparan mungkin. Oleh sebab itu kepada semua aparat yang telah saya sebut tadi supaya melakukan pemetaan, pemantauan dan perlindungan penuh kepada Dai, terutama para ulama,” ujar Mahfud MD, di kediaman Senin (14/9/2020).

Terkait dengan beredarnya informasi bahwa pelaku mengalami gangguan kejiwaan, Menko mengatakan bahwa saat ini aparat masih melakukan penyelidikan terkait latar belakang dan jaringan yang ada dibelakang pelaku penusukan.  

"Spekulasi di masyarakat ada dugaan berdasar pengakuan keluarganya, si penusuk ini sakit jiwa. Tapi kita belum percaya, kita pasti akan tahu dia sakit jiwa betul atau tidak, itu nanti setelah diselidiki,” kata Mahfud MD.

Menurut diua, kalau orang sakit jiwa jejak digitalnya seperti apa, keluarga melihatnya kayak apa, tetangganya melihatnya seperti apa, temen-temennya melihatnya seperti apa, baru kita bisa menyimpulkan dia sakit jiwa.

“Oleh sebab itu sampai ini, kami atau pihak aparat terus menyelidiki bagaimana latar belakang dan apa jaringan yang ada dibelakang anak ini,"  ujar Mahfud MD

Mahfud menambahkan bahwa pemerintah memiliki kewajiban untuk melindungi kebebasan umat beragama. Apapun pandangan politiknya.

Ia mengatakan bahwa pemerintah tidak akan mampu membangun masyarakat tanpa adanya peran serta para ulama dan para juru dakwah yang telah bekerja dengan ikhlas.

“Da’i apapun pandangan politiknya, itu harus dilindungi kalau sedang berdakwah. Itu yang terpenting. Kita hidup ini selama ini bangsa Indonesia, budaya- budaya yang baik itu, justru ditimbulkan oleh dakwah-dakwah para pendakwah kita yang telah bekerja dengan ikhlas. Para ulama kita.” Ujar Mahfud MD. (rizal/win)

 

Berita Terkait
News Update