JAKARTA - Harumnya buah durian ternyata berbanding terbalik dengan pendapatan pedagang yang menjual buah beraroma khas tersebut. Sudah tiga bulan belakangan ini Heri dan rekan-rekanya hanya duduk termangu saja di depan lapak durian daganganya yang berjejer di Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
“Nyaris hampir tiap hari ambyar mas. Kalau kami berhenti berdagang malah tambah parah nggak ada pemasukan,” ucap Heri membuka percakapan dengan Poskota.co.id, Minggu (13/9/2020).
Pria 36 tahun ini menuturkan sepinya pembeli ini sudah berlangsung tiga bulan lamanya semenjak hot-hot-nya pandemi corona menebar horor penduduk bumi. Pembeli bisa dihitung dengan jari yang masih menikmati legitnya buah yang kulitnya berduri ini.
Sebelum adanya wabah Covid-19, kata Heri, pendapatannya cukup lumayan. Ada saja pengendara baik yang menggunakan motor maupun mobil mampir ke kiosnya yang menggunakan mobil bak terbuka. Mereka sudah makan di tempat juga membawa pulang durian yang dibelinya. Boleh dibilang pendapatannya berbanding lurus dengan harumnya buah durian.
“Kalau sekarang dapat Rp100 ribu sudah bersyukur banget. Semua teman-teman di sini merasakan hal yang sama,” jelas Heri yang berdagang ditemani Sri Wahyuni, istrinya.
Jual Jus
Untuk mensiasati sepinya pembeli ayah dua putri ini menjual jus durian dengan harga Rp8 ribu per gelas. Ia beranggapan pembeli yang tak mampu membeli buah durian bisa mendapatkan rasa yang sama dengan meminum jus durian dengan harga yang murah. Apalagi saat ini musim kemarau, banyak pengendara yang mampir untuk menghilangkan dahaganya dengan meminum jus durian. “Yang penting dapat rasanya walau tak bisa membeli buah secara utuh. Saya memaklumi sekarang ekonomi sangat sulit sehingga daya beli nyaris tak ada,” katanya.
Pria asal Pekalongan, Jawa Tengah, bersama adiknya sudah berdagang di Jalan Raya Pasar Minggu sejak masih membujang. Ia mendapat pasokan buah durian dari Sumatra. “Tergantung dari bandar saja sih yang bawa. Terkadang durian Palembang dan Medan yang saya jual. Untuk ukuran sedang 3 butir kami jual Rp100 ribu. Dijamin dagingnya legit,” katanya.
Ia selalu berdoa pandemi ini cepat berlalu sehingga ekonomi bisa tumbuh kembali. Pada akhirnya rejekinya akan kembali harum seharum wanginya buah durian. (buhari/ys)