JAKARTA - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara total kembali diterapkan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan pada Senin (14/9/2020) mendapat banyak penolakan dari sejumlah pedagang.
Salah satunya penolakan dari pedagang LTC Glodok, Tamansari, Jakarta Barat pada Jumat (11/9/2020). Menurut mereka jika PSBB diberlakukan lagi, maka perekonomian di LTC Glodok akan turun kembali seperti pada bulan Maret sampai Mei 2020 lalu.
Tjenglie salah satu pedagang di LTC Glodok mengatakan, sejak dibuka kembali LTC Glodok pada bulan Juni 2020 lalu, seluruh pedagang di sana mulai bangkit lagi setelah 3 bulan terpuruk. "Untuk PSBB total lagi di mulai hari Senin besok, kami pedagang di sekitar glodok ini secara menyeluruh keberatan," kata Tjenglie, Jumat (11/9/2020).
Baca juga: Wagub: PSBB Total Diberlakukan Masjid di Pemukiman Tetap Dibuka, Masjid Raya Tutup
Dia dan para pedagang di LTC Glodok meminta kepada Pemprov DKI Jakarta untuk lebih bijaksana lagi dalam menerukan kebijakan. Pasalnya, jika terus dilakukan seperti ini maka para pedagang di LTC Glodok merasa dirugikan.
"Penolakan kami gak bisa tapi keberatan saja karena ini kan udah program Pemerintah Pusat tapi kami minta kebijakan Gubernur terkait PSBB total ini jangan sampai perekonomian akan jatuh kembali," pungkasnya.
Dikatakan, pada PSBB beberapa bulan lalu, dirinya tidak bisa membuka tokonya selama 3 bulan. Bahkan, selama LTC Glodok tutup, ia tetap memberikan gaji kepda pegawainya lantaran banyak yang memiliki anak. "PSBB kemarin saya total 3 bulan full tutup, sedangkan saya punya hati nurani untuk tidak berhentikan pegawai saya. Akhirnya gaji tetap saya bayar," keluhnya.
Baca juga: Imbas PSBB Total, Kafe dan Restoran Hanya Melayani Pesan Antar (Delivery Order)
Karena itu, penerapan PSBB jilid II pada Senin (14/9/2020) ia tidak yakin bakal sanggup memberikan gaji kepada pegawainya yang tidak bekerja selam LTC glodok di tutup. Sehingga jalan lain harus memberhentikan karyawannya. "Karyawan saya punya anak satu hingga tiga. Berapa jiwa harus terlantar kalau saya ambil sikap berhentikan maka tolonglah kebijakan pemerintah untuk kami para pedagang," pinta Tjenglie.
Sedangkan, kata dia untuk cara lain pedagang bisa tetap berjualan melalui sistem online. Tapi tidak semua pedagang yang ada di sini menggunakan cara tersebut. "Jadi kami minta hanya satu kebijakan jangan terlalu ketat tapi agak dilonggarkan, tapi kriteria itu di glodok gak masuk dalam kebijakan pemerintah daerah sehingga otomatis toko kami akan tutup," pungkasnya. (ilham/ruh)