JAKARTA - Para pengelola perusahaan otobus (PO) di Terminal Pulo Gebang nampaknya harus putar otak untuk mempertahankan usaha mereka. Pasalnya, sejak awal pandemi Covid-19 dan hingga kini, kondisi penumpang belum kembali normal.
Kepala Terminal Pulogebang, Bernard Pasaribu mengatakan, sejak pandemi melanda hingga kini jumlah keberangkatan penumpang belum normal. Akibatnya, para pengurus PO harus berputar otak agar usahanya tetap berjalan.
"Masih belum normal, masih jauh keadaannya seperti sebelum pandemi. Untuk jumlah keberangkatan penumpang perharinya hanya kisaran 600-900," katanya, Jumat (11/9).
Baca Juga : Pelayanan CLM di Terminal Pulogebang, Jaktim Belum Diketahui Penumpang
Hal itu, kata Benard, jauh berbeda disaat sebelum pandemi Covid-19, dimana keberangkatan penumpang pada hari kerja berkisar 2-3 ribu orang dalam satu hari. Sementara jumlah keberangkatan di akhir pekan atau hari libur nasional sebelum pandemi berkisar di angka 5-6 ribu penumpang.
"Jadi untuk normalnya itu masih sangat jauh," ujarnya.
Meski sebelumnya surat izin keluar masuk (SIKM) diganti ke Corona Likelihood Metric (CLM) untuk syarat keberangkatan penumpang, hal itu juga tidak membuat lonjakan. Penumpang yang datang dan pergi melalui terminal masih tetap bisa dihitung dengan jari.
"Seperti pada 8 September yang berangkat 723 penumpang, besoknya juga hanya sebanyak 942 penumpang," terangnya.
Selain sepi, pembatasan jumlah penumpang yang tidak boleh lebih dari 50 persen kapasitas kursi ikut berdampak pada pemasukan PO. Akibatnya, karena pembatasan itu pula membuat PO menaikkan harga tiket. "Meski sudah naik, mereka juga belum bisa menutup biaya operasional bus, makanya mereka harus memutar otak lagi," pungkasnya. (Ifand/tha)