Soal Good-Looking Menag Dinilai Lakukan Blunder yang Menyakiti Umat Islam

Senin 07 Sep 2020, 17:22 WIB
Menteri Agama Fachrul Razi.

Menteri Agama Fachrul Razi.

JAKARTA – Kalangan Komisi VIII DPR menyayangkan pernyataan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi yang menyebutkan bahwa paham radikalisme terbentuk dari anak-anak yang mengerti agama,  good looking (berpenampilan menarik) dan berdakwah di masjid-masjid lembaga pemerintahan.

Hal itu disampaikan Anggota Komisi VIII DPR RI Nurhasan Zaidi, Senin (7/9/20200. Nurhasan menilai asumsi Menag tersebut tanpa bukti dan pemahaman yang komprehensif.

“Apakah salah, jika ada anak 'good-looking' yang hafizh Qur'an, paham bahasa Arab, faqih dalam agama berdakwah di lingkungan Pemerintah? Haruskah kita labeli pemuda itu dengan teroris dan radikal? Menteri Agama gagal paham, ini gegabah!", tegas Nurhasan.

 Nurhasan menyampaikan seharusnya  membahas masalah good looking, Menag harusnya  memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas capaian generasi muda bangsa yang memiliki penampilan menarik (good looking) serta turut serta mengabdikan diri untuk berdakwah memberikan pendalaman mengenai ajaran Islam kepada masyarakat.

 “Berkali kali Menag melakukan blunder yang menyakiti umat Islam. Harusnya kita bangga bahwa generasi muda bangsa yang 'good looking' mulai banyak yang mau mengabdikan dirinya berdakwah. Ini cukup menginspirasi, jangan malah di-generalisir sebagai modus penyebaran radikalisme tanpa dasar,” kritik Nurhasan.

Politisi Fraksi PKS ini sangat menyesalkan kejadian tersebut dan meminta Menteri Agama segera meminta maaf dan mengklarifikasi pernyataannya.

"Lebih baik Menag instropeksi diri dan berbenah ke dalam. Fokus pada tupoksinya memperbaiki kualitas Madrasah dan Penyuluh Agama karena inilah ujung tombak untuk memerangi radikalisme,” ungkapnya.

Ia mengatakan, Menag tampaknya belum paham bahwa masih ada persoalan yang mendasar pada siswa lulusan madrasah, seperti membaca qur'an saja masih rendah, belum lagi tingkat kefahaman tentang Islam. "Kita khawatir kualitas lulusan dan peran KUA yang rendah menjadi penyebab permasalahan ini," tegasnya.

Tak lupa, Nurhasan meminta Menag untuk menahan diri dan berhati-hati agar tidak membangkitkan isu radikalisme yang memecah belah umat. Fokus bersama masyarakat mencari solusi yang positif atas permasalahan degradasi moral yang sedang menimpa bangsa.

"Kita sama-sama sepakat bahwa terorisme dan radikalisme menjadi musuh bersama. Tapi ada cara yang lebih elegan dan lebih pantas dalam mengantisipasi penyebaran itu, Menag harus elok mengkomunikasikannya ke masyarakat umum,” pungkas legislator dapil Jawa Barat IX itu. (*/win)

News Update