Didukung Koalisi Gemuk, Muhamad-Saras Rawan Digembosi

Sabtu 05 Sep 2020, 07:58 WIB
Adib Miftahul, Direktur Eksekutif  Kajian Politik Nasional (KPN), (toga)

Adib Miftahul, Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN), (toga)

TANGSEL – Di kancah Pilkada Tangsel, pasangan Muhamad dan Rahayu Saraswati  Muhamad-Saras didukung koalisi gemuk yang motori PDIP, Gerindra PAN, PSI, Hanura, Perindo, Nasdem dan Berkarya. Pasangan ini optimis menang.

Namun, pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif  Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul menilai, koalisi gemuk yang berada dikubu MS, tak merepresentasikan kemenangan.

Hal itu didasarkan oleh pengamatan melalui survei beberapa waktu lalu oleh KPN dan dinamika aktor politik di parpol pendukung MS.

"Koalisi gemuk secara matematis diatas kertas memang banyak. Tinggal dijumlahin angkanya selesai. Tapi tak sesederhana itu. Fakta bahwa pemilih lebih melihat popularitas, likebilitas dan elektabilitas figur inilah yang menentukan siapa bakal jadi pemenang. Jadi sangat beda antara Pileg dan Pilkada," kata Adib saat dihubungi poskota.co.id, Jumat (4/9/2020).

Adib menuturkan,  Koalisi gemuk di kubu Muhamad-Saras rawan digembosi dan terancam tak solid. Alasannya calon yang direkomendasikan maju tak sesuai keinginan kader alias bukan kader internal partai.

"Dinamika di internal partai seperti di PDIP dan Gerindra Tangsel ini kan banyak mempengaruhi dan diprediksi melemahkan elektoral paslon Muhamad-Saras. Sebab yang diusung bukan kader internal, bahkan di PDIP malah sempat panas kan. Nah ini yang membuat koalisi itu tak solid dan rawan gembos," ujar Adib.

Lanjut Adib, kondisi tak solid juga disebabkan minimnya ikatan emosional antara calon dengan kader di bawah, karena calon yang dihadirkan ujug-ujug atau instan. Kondisi turut diperparah dengan loncatnya tokoh berpengaruh di parpol yang terang-terangan memberi dukungan kepada calon lain.

"Kaitan emosional rendah, karena semua dirasa tokoh instan. Inilah juga sebab menjadikan soliditas internal itu kendor. Belum lagi tokoh yang punya massa militan seperti Arsid dan Biem Benyamin yang punya dampak elektoral lumayan besar, juga belok arah," bebernya.

Adib juga menambahkan, 3 bulan kedepan menjadi waktu berharga bagi pasangan yang ingin memenangkan pertarungan. Sejauh mana pasangan tersebut bisa menemukan formula dalam visi misi yang bisa membuat warga Tangsel jatuh hati dengan program yang ditawarkan. (toga/win)

Berita Terkait
News Update