Aya, Bocah 11 Tahun ini Ngamen untuk Bayar utang Warung keluarganya

Rabu 02 Sep 2020, 12:08 WIB
Aya dan ketiga orang temannya (Septi, Neneg, dan Evi) sedang duduk di pelataran dekat pos pemantauan PSBB Kota Tua, Selasa (1/9/2020).(nada)

Aya dan ketiga orang temannya (Septi, Neneg, dan Evi) sedang duduk di pelataran dekat pos pemantauan PSBB Kota Tua, Selasa (1/9/2020).(nada)

JAKARTA –  Empat gadis kecil, tampak berjalan beriringan  di sekitaran jalan Kali Besar Timur, sekitar pulul 19.00 WIB. Ketika didekati, ternyata Aya dan kawan-kawan bukan sedang bermain, tapi mereka sedang  mengamen. 

Aya (11) beserta ketiga orang temannya Evi (6), Septi (7) dan Neneng (13) tampak  membawa gitar kecil bertempelkan bekas botol minuman di ujungnya.

Aya yang tinggal di belakang Mangga Dua, mengaku rumahnya pernah terbakar tahun 2017 silam. Dan kini ia terpaksa mengamen untuk membantu ibunya yang terlilit hutang di warung.

"Aku ngamen buat bantu ibu bayar hutang makan di warung. Aku nyari 50 ribu dulu, baru pulang, kak", ujar Aya saat ditemui poskota.co.id pada Selasa (2/9/2020) malam. 

Kedua orangtua Aya merupakan ayah dan ibu tiri. Ayahnya tidak bekerja, melainkan di rumah mengurus adiknya yang sedang sakit. Ibunya seorang pengamen di Galur, Kemayoran. "Ayah di rumah, lagi urus dedek yang lagi sakit, muntah-muntah dari pag,” tambahnya.

Aya dan kawan-kawan biasa mengamen di kawasan Kota Tua mulai jam 17.00 WIB hinggga 01.00 WIB, setiap harinya mereka berangkat naik mikrolet dari rumahnya di belakang Mangga Dua. 

Aya mengaku uang hasil mengamen ia gunakan untuk membeli obat, gitar yang ia punya juga dibeli dari hasil uang mengamen.

Setiap harinya, Aya mencari uang di dua tempat, yakni pagi di Pasar Pecak Kulit, dan sore hari di Kawasan Kota Tua. Ia mengaku baru bisa pulang ke rumah jika telah membawa uang 50 ribu rupiah. "Tadi pagi aku ngamen di pasar sampe jam 10 pagi dapet 20 ribu, terus aku pulang, baru lanjut ngamen di sini", ujarnya pelan.

Hebatnya, meski usianya terbilang masih anak-anak, yang seharusnya asik bermain bersama teman-temannya, Aya sudah harus merasakan susahnya mencari uang.

Ia tidak pernah mengeluh jika harus berpanas-panasan, bahkan pernah diadukan ke Dinas Sosial oleh orang yang tidak ia kenal. (nada/tri)

News Update