JAKARTA - Aksi pengerusakan yang dilakukan oknum tentara membuat takut para pedagang di Loksem JT 46 binaan Pemkot Jakarta Timur. Mereka pun berharap aksi tersebut yang terakhir kalinya karena selain membuat takut, mereka juga sulit berjualan.
Inilah harapan Tari, 52, pedagang Loksem JT 46 binaan yang mengaku trauma atas peristiwa pada Jumat (28/8) malam. Pasalnya, seluruh kaca gerobaknya pecah dan ia pun tak bisa berjualan selama tiga hari belakangan.
"Mudah-mudahan enggak ada kejadian lagi seperti kemarin. Aman-aman saja, biar kita juga tenang, bisa usaha lagi seperti biasa," katanya, Selasa (1/9).
Baca Juga : Aktivitas 15 Pedagang Korban Pengerusakan Polsek Ciracas Belum Normal.
Dikatakan Tari, saat kejadian lapak nasi miliknya menjadi sasaran amuk oknum kelompok tentara. Gerobaknya termasuk satu dari 15 pedagang Loksem JT 46 yang menjadi korban pengerusakan Polsek Ciracas.
"Agar bisa tetap jualan, kemarin gerobaknya saya pakaikan plastik, karena belum punya uang buat beli kaca," ujarnya.
Selain karena tak punya uang, Tari sengaja memasang plastik pengganti kaca gerobaknya, karena khawatir ada aksi pengerusakan susulan. Sebelumnya, Ketua Loksem JT 46, Walidi Susanto, 54, mengatakan, pihaknya sangat bersyukur karena para pedagang yang gerobaknya rusak akhirnya mendapat perbaikan, Selasa (1/9).
"Alhamdulilah prosesnya cepat, karena awalnya dari pihak terkait (TNI AD) pihak meminta data ke kita, lalu dicek. Kita laporkan langsung mana aja yang rusak," katanya, Selasa (1/9).
Baca Juga : Selain Pemecatan, Oknum TNI Penyerang Polsek Ciracas Diminta Bayar Ganti Rugi.
Menurutnya, penggantian kaca gerobak sesuai instruksi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa. Dan penggantian itu untuk 15 pedagang dari 60 pedagang Loksem JT 46 yang gerobaknya dirusak.
"Kerugian sih enggak banyak ya, antara Rp400 sampai Rp500 ribu. Per toko karena berdasarkan ukuran besar kecil etalase (yang dirusak) saja," ujarnya. (Ifand/tha)